Rabu, 01 Agustus 2012

Pencuri

Pencuri

aku benci pencuri, tapi aku ini rajin mencuri, kemarin kucuri hak pejalan kaki, ketika motorku lewat trotoar (ketika mobilku nerobos zebracross padahal ada yg mo nyebrang...) kemarin kupersulit orang lewat, karena kuparkir mobilku sembarangan, aku berdalih mengejar waktu buka, dan ku buka ayat ayatNya: aha, kutemukan alasan pembenar, bahwa Tuhan menyuruh hambaNya menyegerakan berbuka, maka wajarlah kalau ku ambil hak orang lain itu bukan mencuri lain hari, aku menyerobot antrian, sambil berdiri antri, ku baca buletin khutbah jum'at, tentang faedah puasa untuk mendisiplinkan diri, kucuri lagi hak orang lain, kemarin lagi, kucuri waktu kerjaku, kerjaku tak selesai, dan kuminta lembur, kusebut diriku adil mungkin Tuhan tertawa, ketika kuucapkan permohonan, agar Kau tunjukkan jalan yang benar, karena sesungguhnya aku tak benar benar ingin, menjalani apa yang Kau tunjukkan, aku membutuhkan ayat ayatNya, agar aku merasa lebih baik, karena aku seolah-olah telah ada di jalanNya, kucuri makna dari ayat, agar sesuai dengan kebutuhanku, dan tidak bertabrakan dengan nafsuku, dan kusebut itu ikhtiar, dan ikhtiar, meski keliru patut mendapat pahala.. inikah masa, ketika perjuangan dan pengkhianatan hanya beda segaris tipis, ketika haq dan batal hanya beda di persepsi, ketika nurani menjadi budak akal bulus, seraya berusaha meyakinkan nurani, akan kebenaran yang dipaksakan ? -------------- Kontributor: Dian Perlito Dian.Perlito@snsgroup.co.id ------------

pertanyaan dari seorang nasrani

pertanyaan dari seorang nasrani

Dari Seorang Nasrani : Mengapa Umat Islam Mengangap Injil Dipalsukan ? Pertanyaan Salam hormat, Bapak Ustad yang terhormat, saya sangat tidak setuju kalau bapak mengatakan bahwa injil telah diubah oleh orang Kristen, mengapa?. 1). Injil itu juga Firman Allah, sedangkan kita mengakui bahwa firman Allah itu adalah kekal, bagaimanakah sesuatu yang kekal dapat dirubah, apalagi yang merubahnya adalah hanya sekelompok manusia biasa yang besarnya hanya 'setitik debu' dihadapan Allah. dengan mengatakan bahwa Injil telah dirubah, sama saja anda telah menghina dan merendahkan Allah yang juga telah menurunkan Quran setelah Injil (menurut ajaran agama anda). Karena kalau Allah dapat menjaga Planet dan seluruh tata surya yang sedemikian kompleks itu dari tabarakan dan selalu harmonis, tak sanggupkah Ia menjaga Firmannya sendiri dari tangan manusia yang 'tak seberapa nilainya'. 2). Anda berani mengatakan sesuatu itu palsu tentu anda pernah melihat yang asli. Kalau begitu tolong anda tunjukkan Injil yang asli beserta bukti-buktinya. Sanggupkah anda mempertanggung jawabkan kelak kepada Allah perkataan anda yang menyatakan bahwa Injil itu palsu.l Bagaimana kalau ternyata kalau benar , berati anda telah menyesatkan banyak orang. Jadi menurut saya sebelum, anda bicara kebih baik bertanya kangsung dan berdoa kepada Allah siapakah dia sebenarnya!, daripada capek belajar agama dari sumber yang bekum tentu juga benar. Bukankah lebih baik bertanya langsung kepada sumber Firman itu sendiri yaitu Allah. Bukankah Allah sendiri berjanji akan ,menjawab bila manusia memohon dan berdoa kepadanya, tak perduli agama apapun dia sebab tidak ada manusia ciptaan setan, semuanya adalah ciptaan Allah. Karena Allah sendiri yang mengatakan bahwa Ia Maha Tahu, Maha Mendengar dan Maha Baik, masakan Allah yang baik tidak menjawab doa ciptaanNya. Terimakasih dan harap dijawab. Oalan Jln. Pegangsaan Timur, Jakarta Jawaban: Assalamu `alaa man ittaba`al huda Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba’d. Salam sejahtera bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk … 1. Tidak Ada Komitmen Untuk Menjaga Keaslian Kitab Suci Masa Lalu Kehendak Allah SWT adalah bahwa tidak ada satu pun kitab suci yang dijamin akan terus terjaga keabadian dan kesuciannya sepanjang zaman. Tidak ada jaminan bahwa kitab suci itu akan terus ada sepanjang zaman. Dan tidak ada nabi pun yang hidup terus menerus di tengah umatnya sepanjang zaman. Nabi dan kitab suci itu datang silih berganti, sesuai dengan masa hidup umat terkait. Kalau Allah SWT mau, tentu bisa saja. Masalahnya, Allah SWT tidak mau melakukannya, jadi kita tidak bisa paksa tuhan untuk melakukannya. Dan itulah kenyataannya selama ini. Setiap kali suatu umat sudah menyimpang dari ajaran agama yang asli, maka Allah SWT akan mengirim lagi nabi baru dan kitab suci baru kepada mereka. Dan begitulah berlangsung sejak Adam hingga masa sebelum Muhammad SAW. Namun di bagian akhir dari periode sejarah manusia, Allah SWT berkehendak untuk menghentikan pengiriman nabi dan kitab suci kepada manusia. Untuk itu, Allah SWT menurunkan sebuah kitab suci terakhir yang sifat utamanya adalah terjamin tidak hilang dari muka bumi dan tidak bisa dipalsukan. Dan kitab suci itu mudah dihafal dan memang kenyataannya memang dihafal oleh jutaan manusia sepanjang 15 abad sejak diturunkannya oleh beragam ras manusia. Rasanya, belum pernah ada satu kitab suci pun yang bisa dihafal luar kepala oleh jutaan manusia dalam kurun waktu yang lama. Al-Quran itu dijamin keasliannya sepanjang zaman. Dan jaminan itu secara eksplisit disebutkan dengan tegas di dalam ayat-ayatnya serta disepakati oleh seluruh umat Islam sedunia. Adakah satu ayat saja di dalam injil yang menjamin hal itu ? Di negeri Islam, anak usia 10 tahun bisa menghafal luar kepada 6.600-an ayat itu secara terbolak balik. Cukup dibacakan ujung ayatnya, dia dengan lancar bisa meneruskannya dan tidak berhenti kecualidiminta berhenti. Pernahkan para uskup bahkan paus sekalipun menghafal injil dalam bahasa aslinya luar kepala ? Bahkan separuhnya saja ? Atau 1/3-nya ? 2. Membuktikan Kepalsuan Injil Mudah saja untuk membuktikan kepalsuan Injil yang di tangan manusia saat ini. 1) Ada ribuan versi injil sepanjang 20 abad ini dan satu sama lain bukan sekedar berbeda, tetapi bertentangan secara ekstrim. Dengan logika sederhana, tentu injil-injil yang ribuan itu palsu semua kecuali satu saja yang asli. Sebab ketika menurunkan Injil 20 abad yang lalu, Allah tentu tidak menurunkannya dengan ribuan versi, bukan ? 2) Al-Quran telah menegaskan bahwa para rahib dan pendeta nasrani telah melakukan pemutar-balikan kitab suci injil oleh tangan yang tidak bertanggung-jawab. Sehingga kepalsuan injil itu bagian dari aqidah dalam Islam. 3) Silahkan rujuk sejarah penulisan injil dengan hati nurani, bukan sekedar semangat membela diri. Fakta sejarah telah menjelaskan bagaimana injil itu ditulis ulang beberapa abad setelah hilangnya generasi yang pernah hidup bersama nabi Isa. Bandingkan dengan sejarah otentik penulisan Al-Quran yang bahkan ditulis langsung di depan Muhammad SAW. Sangat sulit diterima sikap bersikeras bahwa tidak ada pemalsuan dalam proses penulisan injil yang sudah jauh terlewat dari masa diturunkannya. Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab Konsultasi & FAQ Oleh : Redaksi 24 Oct 2004 - 6:26 am

kisah Si Pemetik Pucuk Daun Singkong

kisah Si Pemetik Pucuk Daun Singkong

Usianya baru 12 tahun, duduk di bangku kelas 6 Madrasah Ibtida’iyah –setingkat Sekolah Dasar-, namun posturnya yang tinggi membuat orang mengira ia siswa kelas 3 SMP. Januar Rizky, atau biasa dipanggil Kiki, tak kenal lelah mengumpulkan ikat demi ikat daun singkong yang berhasil dikumpulkannya setiap pulang sekolah. Kulit hitam dan merah dirambutnya adalah bukti kerasnya hidup yang dijalani bocah dari keluarga tak mampu ini. Namun, semua dilakukannya demi satu cita-cita, “Saya ingin membahagiakan ibu,” ujarnya malu-malu. Setiap hari sepulang sekolah, Kiki dijemput bosnya dengan sepeda motor dan diajak ke ladang singkong. Bersama belasan anak sebayanya yang lain, Kiki berpacu dengan waktu memetik pucuk daun singkong yang oleh bosnya nanti dijual ke pasar. Jika Anda biasa makan lalap daun singkong di rumah makan Padang, boleh jadi itu adalah hasil petikan tangan Kiki. Untuk satu ikat kecil daun singkong yang dipetiknya, Kiki mendapat upah Rp. 20,-, jumlah yang teramat kecil untuk simbah-peluhnya. Namun dasar Kiki adalah pekerja keras yang tak kenal lelah, sejak siang hingga senja tak kurang 150 ikat berhasil dikumpulkannya. Kiki pun tersenyum puas menghitung uang hasil jerih payahnya. Menjelang maghrib ia bersegera pulang. “1.500 buat ibu, buat masak. Sisanya saya simpan buat bayar sekolah dan uang jajan Rini,” ujar Kiki yang teramat sayang terhadap Rini, adiknya yang baru kelas 3 sekolah dasar. Tak heran, setiap bulannya, orangtuanya tak perlu repot mengeluarkan uang bayaran sekolah, karena Kiki sudah bisa membayar sendiri uang sekolahnya. Untungnya, ada ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sehingga biaya sekolah lebih murah. Bahkan untuk membeli buku pelajaran pun, Kiki tak mau meminta. Kiki sadar, orangtuanya bukan orang yang mampu, sehingga ia tak mau merepotkan. Sudah satu pekan ini Kiki tak mau bersekolah. Pasalnya, ia malu setiap hari harus ditegur guru dan kepala sekolahnya lantaran ia tak bersepatu. Setiap hari, Kiki hanya bersandal jepit ke sekolahnya. Selama ini, teguran dari gurunya ia simpan dalam hati. Tak ingin ia mengadukan perihal tersebut kepada Ayahnya. Ayah Kiki, hanya seorang pembuat miniatur menara dari bambu. Penghasilannya tak tentu, tergantung pesanan. Pesanan pun baru bisa dipenuhi sang Ayah jika ada modal untuk membeli bahan baku. Sementara ibunya, hanya seorang ibu rumah tangga yang menderita stroke, butuh biaya besar untuk mengobati penyakitnya. Alhasil, Kiki pun tahu diri untuk menuntut dibelikan sepatu. Tak hanya Kiki, Rini sang adik pun sekolah tanpa sepatu. Bukan cuma soal sepatu, baju seragam Kiki pun bukan hasil beli di toko, melainkan pemberian dari teman-temannya atau kakak kelasnya yang sudah lulus. Wajarlah bila seragam Kiki terlihat lebih jelek dari siswa lainnya, maklum bukan barang baru. Pernah satu hari Kiki harus mendobeli celana seragamnya dengan celana mainnya, karena celana seragam pemberian dari temannya lebih besar dari ukuran tubuhnya. Usahanya untuk tetap berseragam malah mendapat teguran dari seorang guru, karena celana mainnya yang lebih panjang itu menyembul dari celana hijau seragamnya. Lucu? Tentu tidak, ini menyedihkan buat Kiki. Menjelang ujian bulan April 2006 nanti, Kiki semakin resah. Kepala sekolah sudah mengancam tak mengizinkan Kiki mengikuti ujian jika Kiki tetap bersandal ke dalam kelas. Kiki pun mengeluhkan hal ini kepada Ayahnya. Namun apa daya, sang Ayah pun hanya bisa pasrah dan mengucap janji, “Insya Allah”. Pucuk daun singkong yang setiap hari dipetiknya semakin lama semakin habis. Ladang yang biasa menjadi tempatnya mencucurkan peluh itu, hanya menyisakan batang-batang singkong tak berdaun. Kiki dan teman-temannya pun diboyong pindah ke ladang lainnya yang lebih jauh. Hingga tak jarang, Kiki harus pulang selepas Isya. Bila tak ada lagi ladang singkong yang harus dipetik pucuknya, Kiki pun beralih profesi sebagai pemanjat pohon pepaya. Rupanya, bisnis si bos bukan hanya menjual daun singkong, tetapi juga menjual pepaya di pasar. Kiki dan seorang temannya lah yang diandalkan sebagai pemanjat. Meski jarang, tetapi hasil memetik buah pepaya ini lebih besar, yakni Rp. 5.000,- perhari. Kiki harus membayar mahal untuk kegiatannya sehari-hari itu, baik memetik pucuk daun singkong maupun pepaya. Bukan hanya warna kulitnya yang makin legam tersengat matahari, tapi prestasi di sekolahnya pun menurun. Dulu sebelum ia menjalani semua ini, ia masih mampu bersaing dengan teman-temannya dan meraih peringkat dua atau tiga di kelas. Kini, peringkatnya jauh menurun. Anak sekecil itu terlalu lelah membanting tulang untuk tigaribu rupiah perhari. Esok, semoga Kiki mau bersekolah lagi. Ada sedikit rezeki untuk membeli sepatu baru buat Kiki. Senyum ceria si pemetik pucuk daun itulah yang dinanti di hari depan, bukan karena ia berhasil mengumpulkan seribu ikat daun singkong perhari. Melainkan senyum atas prestasi tertinggi yang diraihnya di sekolah Kontributor: Awaludin Awaludin@snsgroup.co.id ------------ Bayu Gawtama

2 Ekor Singa

2 Ekor Singa

Suatu sore di tengah telaga, terlihat dua orang yang sedang memancing. Tampaknya, ada ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka disana. Dengan perahu kecil, keduanya sibuk mengatur joran dan umpan. Air telaga bergoyang perlahan, membentuk riak-riak air. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan. Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan. "Ayah." "Hmm..ya.." Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur. "Beberapa malam ini," ucap sang anak, "aku bermimpi aneh. Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang tampak sedang berkelahi dalam hatiku. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk mencakar dan menggeram, seperti saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan." Anak muda ini terdiam sesaat. Lalu, mulai melanjutkan cerita, "singa yang pertama, terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Badannya pun kokoh dan bulunya teratur. Walaupun suaranya keras, tapi terdengar menenangkan buatku." Ayah mulai menolehkan kepala, dan meletakkan pancingnya di pinggir haluan. "Tapi, Ayah, singa yang satu lagi tampak menakutkan buatku. Geraknya tak beraturan, sibuk menerjang kesana-kemari. Punggungnya pun kotor, dan bulu yang koyak. Suaranya parau dan menyakitkan. "Aku bingung, apakah maksud dari mimpi ini. Apakah singa-singa itu adalah gambaran dari sifat-sifat baik dan buruk yang aku punya? Lalu, singa yang mana yang akan memenangkan pertarungan itu, karena sepertinya mereka sama-sama kuat? Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang Ayah mulai angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda gagah di depannya. Sambil tersenyum, ayah berkata, "pemenangnya adalah, yang paling sering kamu beri makan." Ayah kembali tersenyum, dan mengambil pancingnya. Lalu, dengan satu hentakan kuat, di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga. Tercipta kembali pusaran-pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu kembali menerpa sayap-sayap angsa putih di tepian telaga. *** Teman, begitulah. Setiap diri kita, punya dua ekor "singa" yang selalu bersaing. Keduanya, memang selalu saling menjatuhkan. Mereka berusaha untuk menjadi pemimpin bagi yang lainnya. Pertarungan diantara mereka, tak pernah tuntas, karena bisa jadi sering terjadi pergantian pemenang bagi keduanya. Kalah-menang, dalam persaingan macam ini, layaknya mata koin yang selalu berganti-ganti. Dan kita sering dibuat bingung, sebab kedua kekuatan baik-buruk ini terlihat sama kuatnya. Tapi, siapakah pemenangnya saat ini dalam diri Anda? Singa yang kokoh, dengan bulu-bulu yang teratur, dan gerakan yang mantap serta pasti, ataukah singa yang sibuk menerjang kesana kemari, dengan bulu-bulu yang koyak, dan seringai yang menakutkan? Lalu, singa macam apa yang kini sedang menguasai Anda, "singa" yang optimis, pantang menyerah, tekun, sabar, damai, rendah hati, dan toleran, ataukah "singa" yang pesimis, tertekan, mudah menyerah, sombong dan penuh dengki? Saya percaya, kita sendirilah yang menentukan kemenangan bagi kedua singa-singa itu. Jika kita sering memberi "makan" pada singa yang damai tadi, maka imbalan kebaikanlah yang akan kita dapatkan. Jika kita terbiasa untuk memupuk optimis dan pantang menyerah, maka "singa" keberhasilan lah yang akan kita peroleh. Namun sebaliknya, jika setiap saat kita memendam marah, menebar prasangka dan dengki, bersikap tak sabar dan mudah menyerah, maka, akan jelaslah "singa" macam apa yang jadi pemenangnya. Teman, biarkan "singa-singa" penuh semangat hadir dalam jiwa Anda. Rawatlah singa-singa itu dengan keluhuran budi, dan kebersihan nurani. Susunlah bulu-bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya. Perkuat punggung optimisnya, dan pertajam selalu kuku-kuku kesabaran miliknya. Biarkan singa ini yang jadi pemenang. Namun, jangan biarkan "singa-singa" pemarah menguasai pikiran Anda. Jangan pernah berikan kesempatan bagi kedengkian itu untuk membesar, dan menjadi penghalang keberhasilan. Jangan biarkan rasa pesimis, jiwa yang gundah, tak sabar dan rendah diri menjadi pemimpin bagi Anda. Kontributor: Awal Moedzakir Awaludin@snsgroup.co.id ------------

Sepuluh Menit Penuh Arti

Sepuluh Menit Penuh Arti

Sepuluh menit begitu berarti? Ya, waktu yang sebentar itu bisa membuat saya tenang menjalani dua puluh tiga jam lima puluh menit selanjutnya, atau sebaliknya, sepuluh menit akan menjadikan sepanjang hidup saya dihantui perasaan bersalah dan penuh penyesalan. Karena sepuluh menit yang saya maksud adalah kesempatan untuk mengajak kedua putri saya berputar-putar sekeliling rumah setiap pagi sebelum ke kantor. Mengajak anak-anak berputar dengan motor setiap pagi sudah menjadi rutinitas harian. Saya tak pernah menawarinya, justru awalnya merekalah yang meminta. Jadilah berputar selama kurang lebih sepuluh menit itu sebuah "kewajiban" tak tertulis namun tersepakati antara saya dan anak-anak, bahwa jangan pernah ada satu hari pun terlewati tanpa rutinitas tersebut. Kecuali jika saya sedang keluar kota. Pernah satu pagi saya tergesa ke kantor sehingga mengabaikan keinginan anak-anak untuk berputar-putar seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun karena saya merasa harus datang lebih awal ke kantor lantaran khawatir terlambat, saya tak menggubris tangisan kedua anak saya. Motor pun menderu berpacu mengejar waktu, beberapa menit kemudian saya pun tiba di kantor. Saya memang tak terlambat untuk mengikuti rapat pagi itu, tetapi begitu rapat dimulai ada yang begitu berat menggelayuti perasaan yang membuat saya tak konsentrasi berada di ruang rapat. Terbayanglah wajah-wajah mungil di rumah yang masih menangis terabaikan, tersisihkan oleh kepentingan saya untuk segera tiba di kantor. Padahal mereka sudah mandi pagi-pagi mendahului saya, berdandan rapi lengkap dengan jilbab tercantik pilihan mereka sendiri, demi satu keinginan; berputar keliling komplek rumah dengan motor. "Iqna pakai jilbab ini lho, kalau kena angin kan bisa terbang-terbang..." seru si kecil bersemangat. "Teteh boleh pakai sepatu nggak bi?" sebuah tanya yang terjawab oleh deru mesin yang bergegas ke kantor. Pagi itu, dua pasang mata menatap sedih motor saya yang melaju kencang. Suara tangis mereka hilang sudah ditelan angin pagi. Nampaknya, rayuan sang bunda pun tak membuat mereka bergeming. "Hampir setengah jam anak-anak tetap berdiri di depan rumah, berharap abi kembali lagi," ujar isteri saya sesaat setelah saya pulang. Saya merasa bersalah, menyesal, marah pada diri sendiri. Anak-anak hanya butuh waktu sepuluh menit di pagi hari sebelum melepaskan keridhaan mereka melepas kepergian saya ke kantor dengan masing-masing tiga kecupan; pipi kanan, pipi kiri dan bibir. Tetapi pagi itu, jangankan kecupan, bahkan lambaian tangan saya pun tak dihiraukan. Menangis pun tak berarti, saya harus minta maaf kepada mereka. Semoga permintaan maaf saya bisa diterima agar penyesalan saya tak berketerusan. Tetapi sungguh, yang paling membuat saya takut hingga detik ini bukan soal mereka tak mau memaafkan, melainkan kekhawatiran saya bahwa pagi itu kedua hati gadis kecil itu telah saya patahkan dengan sengaja, telah saya lukai tanpa merasa bersalah. Saya telah dengan sengaja memupuskan harapan mereka. Jika benar terjadi demikian, sebuah harga mahal harus saya tebus; mereka kecewa akan saya, setidaknya pagi itu. Kontributor: Awal Moedzakir Awaludin@snsgroup.co.id ------------

Kebaikan Seorang Teman

Kebaikan Seorang Teman

Bukalah kedua matamu pada alam semesta ini maka kamu akan melihat indahnya keindahan. Bukalah hatimu untuk melihat rahasia-rahasia keindahan ini maka kamu akan melihat kehidupan ini berbunga-bunga. Selamilah kehidupan dalam sanubarimu maka kehidupan tersebut akan menjadi milikmu seluruhnya. Satukan hatimu padaku maka aku akan menyatukan akalku padamu. Berikan tanganmu kepadaku maka sungguh aku berharap dapat memberimu kehidupan damai lagi bahagia dengan seizin Allaah. Bukalah dadamu, aku akan memenuhinya dengan kehangatan dan cinta. Bersamalah denganku supaya aku menjadi milikmu dan sebagaimana yang kamu cintai. Berikan kepadaku air mata yang akan menghidupkan hatimu dan menghibur jiwamu. Sebab air mata kita adalah tinta untuk berpikir. Ungkapan-ungkapan kita teguh di atas prinsip dan tangisan kita senantiasa berada di atas manhaj. Bila kita menuntun hati kita dengan cinta kepada selain yang layak dicintai, maka kita kehilangan milik kita yang paling kita banggakan. Bila kita sedang mencari-cari tempat keberadaan cinta itu, sedangkan kita menyangka keberadaannya, sesungguhnya kita perlu untuk mencintai tapi tidak berlebih-lebihan, menyenangi tapi tidak berlebihan dan rindu tapi dengan pembatasan. Hati adalah perbendaharaan yang hanya bisa dibaca oleh pemiliknya, dan ketenangan batin adalah cahaya yang bersinar dalam kegelapan, mata air yang memancar di tengah gurun pasir, dan perbendaharaan yang berada dalam rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Berapa banyak waktu yang hilang demi cinta? berapa banyak pikiran yang terkuras demi cinta? kita tenggelamkan hari kita dalam huruf-huruf cinta! pecinta hidup di antara ingat dan lupa, pecinta tidak tahu antara tersambung dan terhalang. Cinta membahagiakan dalam nama dan menyengsarakan dalam tulisan, indah dalam gambar dan buram dalam hakikat. Cinta adalah mahkota tapi dari besi, harta benda tapi dari tanah, dan tambang tapi dari fatamorgana. Cinta apapun yang diklaim maka itu terbatas. Sebab hubungan antar manusia pada umumnya dibangun atas dasar kepentingan, meskipun keindahan itu bermacam-macam dan keanekaragaman itu indah. Setiap hati memiliki tabiat cinta yang mengalirkan manisnya kesenangan. Seandainya manusia bisa melihat hati orang-orang yang keras hatinya, niscaya mereka akan menemukan di dalamnya cinta dan kasih sayang yang memancar, akan tetapi cinta dan kasih tersebut tumpah di tanah yang buruk. Aku akan membawa panji putih untuk hati yang bersih, agar bisa mengarahkan cinta tersebut kepada cinta yang sebenarnya dan abadi… cinta yang menjadikan orang menjadi kaya, cinta yang tidak hancur… Dan itu semua dapat diperoleh dengan kebaikan seorang teman. Teman yang setia dan tersenyum ketika menyapa, tanpa dengki dan iri hati. Karena pertemanan adalah karena Allah, cinta karena Allah dan berjuang dalam kehidupan dengan dilandasi formasi agama dan naungan indahnya Islam di atas Al Quran dan As Sunnah Dari Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka manis." Riwayat Muslim. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menurutpi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya." Riwayat Muslim Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menunjukkan (seseorang) kepada kebaikannya, ia memperoleh pahala seperti pahal orang yang melakukannya." Riwayat Muslim Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa meminta perlindugan kepadamu dengan nama Allah, lindungilah dia; barangsiapa meminta sesuatu kepadamu dengan nama Allah, berilah dia; barangsiapa berbuat baik kepadamu, balaslah dia, jika engkau tidak mampu, berdoalah untuknya." Riwayat Baihaqi Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id ------------ --------------

LOWONGAN

LOWONGAN

Kesempatan ini akan diberikan kepada Semua orang tanpa pengecualian. Anda hanya perlu membaca dan mengerti. LOWONGAN UNTUK POSISI : a. Anggota Syurga Dari Awal. b. Anggota Neraka Dari Awal. c. Anggota Neraka temporer Kemudian ditransfer ke Syurga. I. EMPAT KEUNTUNGAN LUMAYAN (untuk posisi a ): a. Nikmat kubur. b. Perlindungan di Padang Mahsyar. c. Keselamatan Meniti Sirath-al mustaqim. d. Syurga yang kekal abadi. WAKTU WAWANCARA/INTERVIEW Kapan saja secara adhoc mulai dari saat membaca iklan ini. LOKASI WAWANCARA/INTERVIEW: Dalam kubur (alam barzakh). SYARAT: - Tidak diperlukan ijazah - Tidak diperlukan pangkat atau sertifikat. - Tidak perlu bawa harta (yang banyak) - Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi Hanya diperlukan bawa dokumen asli Iman dan Amal. Yang melakukan interview; Mungkar dan Nangkir. INI NIH BOCORAN PERTANYAAN INTERVIEW (6 Soal) 1. Siapa Tuhanmu ? 2. Apa Agamamu ? 3. Siapa Nabimu? 4. Apa Kitabmu? 5. Dimana Kiblatmu ? 6. Siapa Saudaramu? CARA MELAMAR: Tak perlu kemana-mana dan bersusah payah, Anda hanya menunggu jemputan yang berkaliber untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (mungkin sebentar lagi), namanya Izrail. TIPS UNTUK BERHASIL DALAM WAWANCARA TERTUTUP INI: Hadist Hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud; Sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam: "Sesungguhnya! bila jenazah seseorang diletakkan didalam kubur, sesungguhnya jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu. Jika mayat itu seorang muslim, maka sholat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan di sebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan kebajikan sedekah, silaturrohim, masalah kebajikan dan ihsan diletakkan diujung kedua kakinya. Ia akan didatangi malaikat dari bagian kepala, maka sholat itu berkata kepada malaikat: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian dia didatangi dari arah ujung kakinya dan berkatalah amal kebajikan: di bahagianku tidak ada jalan masuk. Maka malaikat berkata kepadanya: Duduklah kamu! Kepadanya (mayat) diperlihatkan matahari yang sudah mulai terbenam, lalu malaikat bertanya kepada mayat itu: Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam) yang kamu dahulu sentiasa berbicara tentang dia, dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya? Maka mayat itu berkata: Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang. Malaikat berkata: sesungguhnya engkau akan mengerjakan sholat (boleh saja) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanyakan ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam) yang dahulu kamu selalu berbicara tentang dia; dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya? Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu Nabi Muhammad Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad itu ialah utusan Allah yang membawa kebenaran dari Allah. Maka malaikat berkata kepada mayat itu; Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula di akhirat, Insya Allah. Kemudian dibukakan baginya satu pintu disyurga, maka dikatakan kepadanya itulah tempat kamu dan itulah janji Allah pada kamu dan kamu akan berada di dalamnya. Maka bertambah gembiralah mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya. Wah..Nampaknya pertahanan kita perlu kuat nich...dari semua penjuru (kepala, kanan, kiri dan ujung kaki). II. Untuk posisi (b) Tidak diperlukan belajar, gak usah berpikir, hiduplah sesuka anda...Wallahu- a'lam. III. Untuk posisi (c) Hanya diperlukan ibadah ala kadarnya (asal ucapin kalimat Tauhid), dan hidup sesuka anda... Wallahu-a'lam... Kontributor: Joko Purwanto Joko.Purwanto@snsgroup.co.id -----------

kisah sedih

kisah tentang Kematian

Ada sebuah kisah, bahwa seorang saleh zaman dulu, pernah meletakkan batu nisan di depan pintu rumahnya. Tujuannya tak ada lain hanyalah agar setiap saat ia bisa mengingat kematian. Itu tentu wajar -wajar saja, sebab datangnya ajal adalah sebuah kepastian, dan tak ada satu mahlukpun yang mengetahuinya. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang ajalnya. Dan Allah maha mengtahui apa yang kamu kerjakan. (QS 63:11) Dan dalam perjlanan hidup saya, saya tidak harus meletakkan batu nisan di depan pintu rumah saya. Kalau berpikir ke belakang sana, sudah sangat sering sebenarnya saya diingatkan tentang hal tersebut. Hal-hal yang seharusnya saya lebih waspada dan cepat-cepat berbuat amal kebaikan. Sebelum kematian menjemput saya. Ketika saya berumur sepuluh tahun, adik yang sangat saya sayangi, adik yang selalu saya gendong ke sana ke mari kalau ibu saya memasak atau ke kebun, dipanggil oleh Allah Subhanahu wata'ala. Masuk SMP, kembali Allah mengingatkan saya, dengan meninggalnya bapak saya, yang baru berusia 40-an. Umur yang masih sangat produktif, dan saya masih sangat membutuhkan pendidikan darinya. Setelah meninggalnya bapak saya, saya jadi sering sekali pergi ke kuburan untuk menziarahi makamnya. Atau saya sangat sering pergi ke tempat tersebut, karena saya sering ikut menggali kubur kalau saudara atau tetangga saya meninggal. Dewasa sedikit, saya lebih sering masuk ke liang lahat, untuk menghadapkan wajah sang mayat ke kiblat, sebelum ditimbun dengan tanah. Saya sering sekali melihat wajah-wajah terakhir orang yang mau menghadap-Nya. Atau saya sering sekali diajak oleh mudin, orang yang mengurusi tentang kematian di kampung untuk menjadi asistennya. Saya membantu mempersiapkan kain kafan, ikut memandikan jika mayatnya laki-laki dan sekaligus ikut membantu membungkusnya. Sebelum saya berangkat merantau ke Brunei, saya banyak dihubungi tokoh-tokoh masyarkat desa saya, agar saya jangan merantau lagi. Mereka menginginkan saya agar jadi Kaur Kesra, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat. Yaitu suatu struktur organisasi desa yang mengurusi tentang kesejahteraan rakyat, pernikahan dan sekaligus tentang urusan kematian. Tapi saya menolak dengan sopan. Saya merasa masih terlalu muda untuk mengurusi hal kemasyarakatan, dan lebih menghormati senior saya, tentu yang ilmu agamanya lebih dari saya. Dan hari-hari ini, alhamdulillah, Allah masih sayang kepada saya, bahwa di perantauan inipun Allah memberikan pekerjaan dengan sesuatu yang berhubungan dengan kematian. Setiap hari, kalau saya membuat mie putih ala Cina, saya harus mencuci kain putih sepanjang lima meter. Kain yang selalu mengingatkan saya kepada pembungkus mayat. Dan Kalau saya membuat tahu, juga saya selalu berhadapan dengan kain putih untuk menyaring susu kedele. Dan tentu saja ini juga mengingatkan saya kepada benda yang akan dibawa jika kelak kita meninggal dunia. Saya meraba diri saya, dengan mengingat perbuatan selama hidup saya ini. Saya mencoba bercermin dengan para salafus shalih, sudah sejauh manakah jejak mereka yang saya laksanakan. Dan sudah sejauh mana kelayakan saya jika menghadap-Nya. Otak saya terus bergerilya. Walaupun otak saya tidak secerdas seperti para penerima beasiswa, apalagi deretan ilmuwan fisika dan para penerima hadiah Nobel, seperti Newton misalnya, tapi mudah-muahan Allah memasukan saya kepada deretan orang-orang cerdas menurut kacamata khatamul ambiya, Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam. Yang selalu mengingat akan datangnya kematian. Itulah yang tak henti-hentinya saya mohonkan pada-Nya. Semoga Bermanfaat Buat Kita Yang masih Hidup Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id

Anak Autis Yang Disayang Allah

Anak Autis Yang Disayang Allah

Maaf tulisannya agak panjang.... nulisnya berurai air mata, tapi rasanya ada agak plong setelah bisa cerita panjang lebar kepada rekan rekan semua. Saya berharap ada hikmah yang bisa diambil dari meninggalnya Alif. -------------------- Alif berumur 8 tahun 9 bln ketika meninggal, kelas 3 Michael Jordan di SD Lazuardi-Cinere. Alif mempunyai daya tahan tubuh yang bagus (tinggi 137 cm dengan berat 41.5kg), sehingga waktu awal Desember'05 adik2nya kena campak dan flu, Alif sehat sehat saja. Pada tgl 9 November'05 Alif disunat di dr Ariono (ngikut jejakIkhsannya Bu Ita). Alif sendiri yang ngotot minta disunat setelah Lebaran, dan minta gitara sebagai hadiahnya. Perkembangan Alif sangat membanggakan, baik edukasi, sosialisasi, komunikasi, dan perilaku. Sewaktu acara Isra Mi'raj di Lazuardi, Alif mengikuti lomba pidato dan berhasil menjadi juara 1. Pada saat pengumuman pemenang, Alif diminta tampil lagi berpidato di depan seluruh murid & guru SD & SMP Lazuardi.Adiknya Alif (Ifi) yg juga bersekolah di Lazuardi (kls 2), cerita ke saya "Bunda, kakak Alif hebat deh, pidatonya bagus..gayanya juga keren", Alif menimpali "pidatoku kayak Bung Karno Bun...". Alif juga hobby musik, les drum di Purwacaraka, dan setelah sunat dibelikan gitar krn diapun minat belajar gitar. Gurunya bilang : "kalau game tebak lagu, pasti diborong Alif, dari mulai lagu Peterpan, Jamrud, Gigi, Koes Plus, lagu2 baru di MTV, sampai lagu Oma Irama.....Alif pasti tau". Alif juga pencinta bola, ikut ekskul bola di sekolah, dan tidak pernah absen nonton pertandingan bola. Alif rajin sholat, jika Ayah tidak ada di rumah maka Alif yang jadi imam sholat untuk Bunda & adik2nya. Setiap Subuh, dia membangunkanku untuk sholat. Dia nyalakan lampu kamar, matikan AC dan buka pintu, supaya aku tidak berlama lama di bawah selimut. Ketika dia melakukan kesalahan, dan Bundanya cemberut, dia pasti langsung memelukku Ibun..(panggilan sayangnya untuk Bunda)", dan kalau aku diam saja dia akan bilang " Ibun cantik, sayangku...cintaku...maafin aku dong Bun". Biasanya saya luluh juga dan memeluk dia,menggelitik lehernya, sampai dia tertawa kegelian. HARI HARI TERAKHIR ALIF Semuanya terus berjalan seperti biasanya, tapi bedanya setelah disunat Alif sangat manja sama Bundanya, maunya dipeluk2, duduk dipangkuan, sambil cium2 dan bilang "I love you Ibun..." Hari Kamis (15/12/05) ada acara ke Sea World dengan teman2 & guru2 Lazuardi, disana Alif ikut game dan terlihat happy banget (saya lihat di foto2nya, gaya Alif sangat ceria). Kamis sore itu, setelah saya pulang kerja, Alif bilang :"Bun, aku pusing, malam ini gak usah belajar ya...". Seminggu menjelang EHB tgl 19/12/05, saya sudah menyiapkan soal-soal latihan yang harus dikerjakan anak2 setiap sore, dan malamnya kita review bersama-sama. Saya pegang lehernya, sedikit hangat, dan saya jawab "Ya udah, kakak (panggilan kami untuknya) istirahat aja, biar nanti sehat waktu EHB". Dan seperti malam2 sebelumnya, Alif kemudian mengajak saya tidur. Dia selalu menunggu saya, katanya : "kalau gak dipeluk Bunda, aku gak bisa tidur". Menurut mbaknya, Alif sudah dikasih Panadol Syrup. Besoknya, jumat (16/12/05) dia tanya :"aku sekolah gak Bun?" Aku pegang kening dan lehernya, sudah tidak hangat. Aku jawab :"Rasanya gimana Kak? Kalau sudah enakan bisa sekolah, tapi kalau masih pusing istirahat saja di rumah, biar nanti fit untuk EHB". Dan akhirnya diputuskan hari itu Alif belajar di rumah saja, karena katanya masih pusing. Dan sayapun pergi ke kantor seperti biasa. Siang saya sempet tlp ke rumah, katanya Alif males makan tapi akhirnya mau juga makan beberapa suap, dan Alif sempat muntah setelah makan. Saya tanya :"apanya yang sakit Kak?" dia jawab :"perutku sakit Bun.." Aku pikir masuk angin atau kecapek’an kali sehabis dari Sea World. Malam itu sepulang dari kantor, saya liat Alif habis sholat Maghrib bersama Ayah & Adik2nya, terus tiduran di kamar bawah dan bilang "malam ini aku mau tidur di kamar bawah saja dengan Ayah". Bunda : "tumben Kak gak mau tidur dengan Bunda. Ayah kan masih mandi, Bunda peluk dulu deh sampai kakak tidur". Alif :"Aku mau istirahat aja sendirian, Bunda jaga adik2 aja". Saya tetap saja peluk Alif. Sampai 3x Alif mengatakan kalimat yang sama "Aku mau istirahat sendirian, Bunda jaga adik2 aja". Sama sekali saya tidak menagkap firasat apa2. Akhirnya setelah menemani dia baca do'a sebelum tidur, saya cium dia dan membisikan "selamat malam sayang, mimpi indah ya...I love you" Alif menjawab "I love you.." . Ini memang sudah menjadi acara rutin sebelum tidur. Sabtu (17/12/05) pagi, ketika saya keluar kamar, Alif sedang duduk nonton TV. Bunda : "mau sarapan Kak? Bunda suapin ya". Alif :"aku makan sendiri aja, tapi gak mau nasi, mpek2 aja (tanpa kuah cuka tentunya)". Mpek2 lenjer memang kesukaan Alif. Dia ngajak jalan ke Pondok Indah Mall, tapi katanya mau ke dokter dulu biar cepet sembuh. Akupun siap2 untuk mengantar dia ke dokter, lagi2 dia bilang : "aku mau ke dokter sama Ayah, Bunda pergi dengan adik2 aja, nanti kita ketemu di Mall". Pagi itu saya bawa adik2nya ke kantorku (ada acara sebentar), dan setelah itu bisa nyusul Alif & Ayah di PIM . Kita setuju mau jalan ke PIM 2, mengingat Alif sedang kurang nafsu makan, dan hobbynya makan Hoka Hoka Bento paket special 1 tanpa mayonaise dan tanpa udang gulung tepung (biasanya kalau makan ini, Alif jadi semangat makan dan habis 2 porsi). Alif terus dibawa ke dokter di Hermina Depok, menurut dokter hanya gejala flu dan dikasih parasetamol untuk mengurangi pusingnya. Siang itu Alif hanya makan sedikit, dan tidak lama kemudian muntah. Sempat pesan hot tea di Regal Cafe, Alif terus tiduran di kursi. Jam 4 sore pulang ke rumah. Dia minta dibelikan bakso, tetapi baru habis 2 bakso, dia muntah lagi. Dikasih Vometa syrup agar dia tidak mual. Akhirnya tiduran sambil nonton bola di TV, masih berceloteh mengomentari permainan bola. Sejak jam 20.30 sesekali dia bilang dadanya sakit dan bilang "aku gak bisa muntah lagi Bun". Kita berpikir mungkin karena perutnya kosong dan dia mual, jadi dadanya terasa ketarik. Kemudian dia sempat buang air besar 2x di toilet, seperti biasa dia sudah bisa membersihkannya sendiri. Kita khawatir dehidrasi, jadi sering kita kasih minum air putih dan pocari sweat, namun Alif muntah. Tapi kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan, dia masih jalan bolak balik kamar mandi - tempat tidur. Ketika saya peluk2, dia bilang : "Bun, adik Rafi mau susu tuh...bikinin dong". Ketika terlihat agak lemes, kita putuskan bawa ke rumah sakit terdekat(Hermina), karena takut keburu dehidrasi. Waktu diajak ke rumah sakit, Alif mengangkat tangannya :"Gendong aku Ayah...". Sebelum digendong, sempat saya kasih minum dulu, sekitar 1/4 gelas dia habiskan. Alif diantar ayahnya ke rumah sakit sambil di gendong, saya nungguin adik2nya di rumah (Ifi 7 th dan Rafi 5 th) karena mereka tidak mau ditinggal. Menurut ayahnya, sekitar 10 menit dari rumah, tiba2 nafas Alif terdengar seperti orang yang sedang mendengkur dan mulut Alif mengeluarkan busa. Setelah dipegang, dadanya berhenti berdetak. Ayah dengan panik terus nyupir ke Hermina Depok sambil satu tangan pegang2 dada Alif, sekitar 10 menit kemudian sampai RS langsung digendong ke UGD. Dokter sempat melakukan upaya, namun menurut dokter Alif sudah meninggal ketika sampai di RS. Menurut dokter UGD, Alif kemungkinan kena serangan jantung karena kuku jari tangan&kakinya, serta bibirnya biru. Saya sempat tanya apakah ada kemungkinan keracunan, karena dia sempat muntah. Tapi untuk mengetahui penyebab meninggalnya Alif, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut (otopsi). Saya gak tega kalau badan Alif harus ditusuk2 jarum dan disayat pisau bedah. Akhirnya saya & suami pasrah dan membawa Alif pulang ke rumah. Kami menolak menggunakan ambulans, saya gendong dia di kursi belakang, dan suami saya nyupir. Saya ingin, untuk terakhir kalinya, menemani & memeluknya tidur di rumah. Wajah Alif seperti sedang tidur, tenang sekali, dan bibirnya tersenyum. Malam itu, masih dengan baju tidur, bantal, dan selimutnya, Alif saya peluk sampai pagi. Ketika dimandikan paginya, saya lihat di bahu kiri dan punggungnya terlihat biru lebam. Walaupun dari setelah Subuh Alif sudah selesai dimandikan, namun saya masih menunggu teman2 & guru sekolahnya Alif datang. Alhamdulillah, sahabat2 & guru2nya banyak yang datang, dan jam 10.00 hari Minggu 18/12/05) Alif disemayamkan di Pemakaman Umum Kalimulya II Depok. Banyak yang mengantarkan Alif ke tempat peristirahatan terakhirnya (Satpam kompleks sempat menghitung iring2an mobil yang mengantar sebanyak 102 mobil). Alif-ku tersayang telah pergi dengan damai, ditemani dengan seluruh orang2 yang mencintainya. Selamat jalan sayang....Bunda sangat bangga sama Kakak yang dengan tenang dan berani menghadapi maut dengan senyuman. Bunda yakin, Allah pasti membukakan pintu surga untuk Kakak..... HASIL RENUNGAN SETELAH ALIF TIADA Hanya 1 kata yang bisa saya ucapkan pada Alif dan kepada Allah penciptanya, yaitu "TERIMA KASIH". Terima kasih atas waktu 8 tahun 9 bulan yang telah diberikan oleh-NYA. Dan selama itu, Alif sudah memberikan rasa yang TER untuk Bunda. Rasa bahagia yang TERamat sangat, ketika Alif lahir (karena saya mengalami keguguran 2x dan harus terapi hormon untuk mendapatkan Alif, serta bed rest total sepanjang kehamilan). Rasa kagum yang TERamat sangat, ketika melihat Alif tumbuh dengan sehat dan lucu, setiap orang pasti akan mencubit pipinya yang menggemaskan dan Alif akan tertawa senang. Rasa kecewa, bingung, yang TERamat sangat ketika dokter memvonis Alif autis. Rasa lelah yang TERamat sangat, dalam masa2 pencarian dokter, terapis,sekolah (ternyata lebih gampang mencari kerja dibanding mencari sekolah yang tepat untuk Alif), membuat target, evaluasi progress kemajuan, membuat menu, dsb. Rasa syukur yang TERamat sangat ketika kemudian jerih payah dan kerja keras dalam penanganan Alif mulai membuahkan hasil dalam perkembangan perilaku, komunikasi, sosialisasi, dan edukasi. Rasa bangga yang TERamat sangat ketika Alif 2 x mendapatkan Student of the Month di kelasnya, tampil di pentas pentas sekolah (menyanyi, bermain pianika), punya talenta musik yang luar biasa, juara 1 pidato, punya banyak sahabat, rajin sholat, ramah & perhatian sama semua orang . Teman, guru, satpam, orang tua murid yg rajin menunggu di sekolah, saudara, tetangga, penjaga warung dekat sekolah, sopir2, tukang mpek2, semua akan dia sapa kalau ketemu. Rasa sedih yang TERamat dalam, ketika Alif harus pergi meninggalkan Bunda dengan tiba2. Rasa menyesal yang TERamat sangat tidak bisa memberikan penanganan yang terbaik di saat2 akhirnya. Sayapun menjadi jauh lebih sabar setelah memiliki Alif yang special. Banyak hal yang telah Alif ajarkan kepada saya.. Terima kasih ya Kak...... APA KATA DOKTER ? Dokter USG RS Hermina : Alif kemungkinan kena serangan jantung akut. Dokter ahli jantung anak Harapan Kita : kemungkinan Alif dehidrasi sehingga kekurangan elektrolit , sehingga jantungnya berhenti mendadak. Dokter ahli bedah jantung RS Gleneagles : kemungkinan Alif pernah kena virus Kawasaki (Alif memang pernah panas tinggi ketika berumur 2 th dan 6 th) yang menyebabkan pembengkakan koroner, sehingga kurang sedikitcairan saja, bisa menyebabkan jantungnya berhenti seketika. Dokter anak di MMC : kemungkinan Alif kekurangan kalium, yang mempercepat berkurangnya elektrolit sehingga jantungnya berhenti mendadak. Sabtu (24/12/05) jadwal Alif ke dr Melly Budiman, saya & suami datang untuk memberi tahu dr Melly dan mengucapkan terima kasih atas perhatian dan bimbingan dr Melly kepada Alif selama ini. Dr Melly terkejut, sambil berderai air mata dia bilang : "Alif tidak mungkin punya penyakit jantung, saya tau kondisi Alif ", beliau sangat menyayangkan karena anak penyandang autis yang perkembangannya bagus seperti Alif, jumlahnya kurang dari 10%, beliau juga ingat ketika terakhir ketemu, Alif cerita dengan bangga telah jadi juara 1 pidato. Anak Autis juara pidato, dengan penghayatan, mimik, gerak tubuh, dan artikulasi yang bagus, disaksikan lebih dari 800 orang, menurut dr Melly waktu itu ..."Very Amazing".. Beberapa tanda tanya yg tersisa : Alif Dehidrasi ? Saya pernah kena dehidrasi, kulit sampai keriput dan tidak sanggup berdiri karena pusing sekali. Malam itu Alif masih bisa jalan kesana kemari dan kulitnya segar seperti biasa, matanyapun seperti biasa (tidak cekung / sayu). Alif kekurangan Kalium ? Bukankah hasil test rambut menyatakan Alif harus mengurangi Kalium sehingga kita terpaksa stop pisang kesukaannya. Alif punya masalah jantung ? Bukankah tgl 9 November dokter Ariono & dokter anestesi melakukan pemeriksaan awal sehingga mereka berani melakukan bius total pada Alif, dan memang Alhamdulillah berhasil dengan baik. By the way, saya percaya semua pihak (termasuk para dokter2 tsb) sudah memberikan the best effort & knowledgenya untuk Alif. Mungkin Alif lebih memilih cara seperti ini, dibandingkan kalau sebelumnya diketahui ada kelainan jantung, dia akan dioperasi, merasakan sakit yang berkepanjangan, kegiatannya dibatasi, dsb...dsb... UJIAN BERIKUTNYA Teka teki penyebab meninggalnya Alif, mendorong saya untuk membawa adik2nya untuk check jantung ke Harapan Kita pada hari Kamis (22/12/05). Hasilnya ? Ternyata Ifi (adiknya Alif yg berumur 7 th 2 bl), sekat serambi jantungnya bocor sebesar 9.8mm, yang dalam istilah kedokteran disebut ASD sekundum. Tersengat petir yang ke 2 membuat saya limbung, namun saya berusaha tetap tersenyum di depan anak2, terutama Ifi. Saya lakukan cross check ke dr ahli jantung di RS Gleneagles pada hari Jumat (23/12/05), hasilnya sama. Ternyata ini maksud Alif memberikan teka teki penyebab meninggalnya, agar Bunda memeriksakan adik Ifi dan adik Rafi ke dr. Alif ingin mengatakan bahwa adik Ifi mempunyai masalah di jantungnya. Seperti pesan terakhirnya : "aku mau istirahat sendirian, Bunda jaga adik2 aja". Aduh Kakak....terima kasih...., Kakak sangat baik sekali, di saat akhirpun masih memikirkan adik2. Barangkali, selama 2 hari terakhir Alif seperti sengaja menjauh dari Bunda, juga mungkin ada maksudnya. Saat ini, saya sedang mencari informasi sebanyak mungkin tentang case Ifi, hari Rabu besok janjian ketemu dengan dr Sukman (RSCM) yang katanya sudah pengalaman menangani kebocoran jantung dengan teknologi ASO yang tanpa bedah. Dari beberapa informasi, symptom2 ASD biasanya tidak terlihat, namun jika gejala2nya sudah muncul biasanya sudah terlambat. Mohon doanya dari rekan rekan Putera Kembara, agar saya & keluarga berhasil melewati cobaan ini. Dan jika ada yang mempunyai informasi apapun terkait dengan ASD, mohon kiranya dapat di share ke Japri saya. Maaf tulisannya agak panjang.... nulisnya berurai air mata, tapi rasanya ada agak plong setelah bisa cerita panjang lebar kepada rekan rekan semua. Saya berharap ada hikmah yang bisa diambil dari meninggalnya Alif. Yang pasti, bersyukurlah kita semua telah dianugerahi anak special, yang telah mengajarkan banyak hal agar kita menjadi lebih baik. Barangkali kalau Allah tidak menitipkan Alif pada saya selama 8 tahun 9 bulan, saya tetap emosional, egois, tidak sabaran, tidak sering ber"komunikasi" kepada Allah, tidak ber emphaty pada kekurangan orang lain, dll. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan mohon doanya. Nicke (Bundanya Alif) Kontributor : Dwi Yoga Dwi.Yoga@snsgroup.co.id ----

Hanya Ada 2 Pilihan

Hanya Ada 2 Pilihan

Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu. Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik: 'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna / alami. Namun tidak demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? ' Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu. Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia". Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut: Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau piker mereka akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat. Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan sekaran sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti' Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim. Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya. Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka? Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay. Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi berhubungan dengan bola itu. Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali kearah pitcher. Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir. Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya. Semua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!" Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga. Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay" Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arañilla dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home, lari ke home!". Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya. Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia. Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya. ----------------Kontributor : Dwi Yoga Dwi.Yoga@snsgroup.co.id ------------ Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung diantara mereka. Kita semua mempunyai banyak pilihan dalam hidup setiap harinya untuk dapat memahami "kejadian alami dalam hidup". Begitu banyak hubungan antar 2 manusia yang kelihatan remeh, sebenarnya telah meninggalkan 2 pilihan bagi kita: Apakah kita telah meninggalkan cinta dan kemanusiaan atau, Apakah kita telah melewatkan kesempatan untuk berbagi kasih dengan mereka yang kurang beruntung, yang menyebabkan hidup ini menjadi dingin?

Senangkan Orang Tua Semasa Hidup!

Senangkan Orang Tua Semasa Hidup!

Usia ayah telah mencapai 70 tahun, namun tubuhnya masih kuat. Dia mampu mengendarai sepeda ke pasar yang jauhnya lebih kurang 2 kilometer untuk belanja keperluan sehari-hari. Sejak meninggalnya ibu pada 6 tahun lalu, ayah sendirian di kampung. Oleh karena itu kami kakak-beradik 5 orang bergiliran menjenguknya. Kami semua sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari kampung halaman di Teluk Intan. Sebagai anak sulung, saya memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Setiap kali saya menjenguknya, setiap kali itulah istri saya mengajaknya tinggal bersama kami di Kuala Lumpur. "Nggak usah. lain kali saja.!"jawab ayah. Jawaban itu yang selalu diberikan kepada kami saat mengajaknya pindah. Kadang-kadang ayah mengalah dan mau menginap bersama kami, namun 2 hari kemudian dia minta diantar balik. Ada-ada saja alasannya. Suatu hari Januari lalu, ayah mau ikut saya ke Kuala Lumpur. Kebetulan sekolah masih libur, maka anak-anak saya sering bermain dan bersenda-gurau dengan kakek mereka. Memasuki hari ketiga, ia mulai minta pulang. Seperti biasa, ada-ada saja alasan yang diberikannya. "Saya sibuk, ayah. tak boleh ambil cuti. Tunggulah sebentar lagi. akhir minggu ini saya akan antar ayah," balas saya. Anak-anak saya ikut membujuk kakek mereka. "Biarlah ayah pulang sendiri jika kamu sibuk. Tolong belikan tiket bus saja yah." katanya yang membuat saya bertambah kesal. Memang ayah pernah berkali-kali pulang naik bus sendirian. "Nggak usah saja yah." bujuk saya saat makan malam. Ayah diam dan lalu masuk ke kamar bersama cucu-cucunya. Esok paginya saat saya hendak berangkat ke kantor, ayah sekali lagi minta saya untuk membelikannya tiket bus. "Ayah ini benar-benar nggak mau mengerti yah. saya sedang sibuk, sibuuukkkk!!!" balas saya terus keluar menghidupkan mobil. Saya tinggalkan ayah terdiam di muka pintu. Sedih hati saya melihat mukanya. Di dalam mobil, istri saya lalu berkata, "Mengapa bersikap kasar kepada ayah? Bicaralah baik-baik! Kasihan khan dia.!" Saya terus membisu. Sebelum istri saya turun setibanya di kantor, dia berpesan agar saya penuhi permintaan ayah. "Jangan lupa, Pa.. belikan tiket buat ayah," katanya singkat. Di kantor saya termenung cukup lama. Lalu saya meminta ijin untuk keluar kantor membeli tiket bus buat ayah. Pk. 11.00 pagi saya tiba di rumah dan minta ayah untuk bersiap. "Bus berangkat pk. 14.00," kata saya singkat. Saya memang saat itu bersikap agak kasar karena didorong rasa marah akibat sikap keras kepala ayah. Ayah tanpa banyak bicara lalu segera berbenah. Dia masukkan baju-bajunya kedalam tas dan kami berangkat. Selama dalam perjalanan, kami tak berbicara sepatah kata pun. Saat itu ayah tahu bahwa saya sedang marah. Ia pun enggan menyapa saya.! Setibanya di stasiun, saya lalu mengantarnya ke bus. Setelah itu saya Pamit dan terus turun dari bus. Ayah tidak mau melihat saya, matanya memandang keluar jendela. Setelah bus berangkat, saya lalu kembali ke mobil. Saat melewati halaman stasiun, saya melihat tumpukan kue pisang di atas meja dagangan dekat stasiun. Langkah saya lalu terhenti dan teringat ayah yang sangat menyukai kue itu. Setiap kali ia pulang ke kampung, ia selalu minta dibelikan kue itu. Tapi hari itu ayah tidak minta apa pun. Saya lalu segera pulang. Tiba di rumah, perasaan menjadi tak menentu. Ingat pekerjaan di kantor, ingat ayah yang sedang dalam perjalanan, ingat Istri yang berada di kantornya. Malam itu sekali lagi saya mempertahankan ego saya saat istri meminta saya menelpon ayah di kampung seperti yang biasa saya lakukan setiap kali ayah pulang dengan bus. Malam berikutnya, istri bertanya lagi apakah ayah sudah saya hubungi. "Nggak mungkin belum tiba," jawab saya sambil meninggikan suara. Dini hari itu, saya menerima telepon dari rumah sakit Teluk Intan. "Ayah sudah tiada." kata sepupu saya disana. "Beliau meninggal 5 menit yang lalu setelah mengalami sesak nafas saat Maghrib tadi." Ia lalu meminta saya agar segera pulang. Saya lalu jatuh terduduk di lantai dengan gagang telepon masih di tangan. Istri lalu segera datang dan bertanya, "Ada apa, bang?" Saya hanya menggeleng-geleng dan setelah agak lama baru bisa berkata, "Ayah sudah tiada!!" Setibanya di kampung, saya tak henti-hentinya menangis. Barulah saat Itu saya sadar betapa berharganya seorang ayah dalam hidup ini. Kue pisang, kata-kata saya kepada ayah, sikapnya sewaktu di rumah, kata-kata istri mengenai ayah silih berganti menyerbu pikiran. Hanya Tuhan yang tahu betapa luluhnya hati saya jika teringat hal itu. Saya sangat merasa kehilangan ayah yang pernah menjadi tempat saya mencurahkan perasaan, seorang teman yang sangat pengertian dan ayah yang sangat mengerti akan anak-anaknya. Mengapa saya tidak dapat merasakan perasaan seorang tua yang merindukan belaian kasih sayang anak-anaknya sebelum meninggalkannya buat selama-lamanya. Sekarang 5 tahun telah berlalu. Setiap kali pulang ke kampung, hati saya bagai terobek-robek saat memandang nisan di atas pusara ayah. Saya tidak dapat menahan air mata jika teringat semua peristiwa pada saat-saat akhir saya bersamanya. Saya merasa sangat bersalah dan tidak dapat memaafkan diri ini. Benar kata orang, kalau hendak berbakti sebaiknya sewaktu ayah dan ibu masih hidup. Jika sudah tiada, menangis airmata darah sekalipun tidak berarti lagi. Kontributor : Dwi Yoga Dwi.Yoga@snsgroup.co.id --------

Anak Kecil dan Neraka

Anak Kecil dan Neraka

Ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, ketika dia berjalan-jalan, terpandang seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis. orang tua itupun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?" Maka berkata anak kecil itu, "Wahai bapak, saya telah membaca ayat al-Qur'an yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka." Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalm api neraka." Berkata anak kecil itu, "Wahai bapak, engkau adalah orang yang berakal, tidakkah bapak lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa." Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?" Kontributor : Dwi Yoga Dwi.Yoga@snsgroup.co.id ---------

Andaikata Rasulullah Menjadi Tamu Kita

Andaikata Rasulullah Menjadi Tamu Kita

Bayangkan apabila Rasulullah dengan seijin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita. Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita. Beliau tentu tersenyum........ Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam. Beliau tentu tetap tersenyum........ Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu. Beliau tentu tersenyum....... Bagaimana bila kemudian Rasulullah bersedia menginap di rumah kita? Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghapal Shalawat kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mempelajarinya. Beliau tentu tersenyum........ Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Indonesian Idols atau AFI. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang shalat. Atau barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah. Beliau tentu tersenyum........ Belum lagi koleksi buku-buku kita. Belum lagi koleksi kaset kita. Belum lagi koleksi karaoke kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun adzan berbunyi. Beliau tentu tersenyum........ Barangkali kita menjadi malu karena pada saat Maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan shalat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-Qur'an. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita. Beliau tentu tersenyum....... Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita. Betapa senyum beliau masih ada di situ........ Bayangkan apabila Rasulullah tiba-tiba muncul di depan rumah kita. Apa yang akan kita lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu. Maafkan kami ya Rasulullah......... Masihkah beliau tersenyum? Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir........ Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah........ Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan suatu kombinasi kebahagiaan. Jangan jadikan Penghalang sebagai hambatan, tetapi jadikan sebagai pendorong aktifitas. Siapa yang mendiamkan saja kejahatan merajalela, dia itu membantu kejahatan! Sehalus-halusnya musibah adalah ketika kedekatan kita denganNya perlahan-lahan terenggut dan itu biasanya ditandai dengan menurunnya kualitas ibadah Kontributor : Joko Purwanto Joko.Purwanto@snsgroup.co.id

Do’a Sang Pengantin

Do’a Sang Pengantin

Ya Allah, Andai kau berkenan, limpahkanlah kepada kami cinta Yang kau jadikan pengikut rindu rasulullah dan siti khadijah al-sulira Yang kau jadikan mata air kasih sayang imam ali dan fatimah azzahra Yang kau jadikan penghias keluarga nabi-mu yang suci… Ya Allah Andai semua itu tak layak bagi kami, Maka cukupkanlah permohonan kami dengan ridho-mu, Jadikan kami suami isteri yang saling mencintai di kala dekat, Saling menjaga kehormatan di kala jauh, Saling menghibur di kala duka, Saling mengingatkan di kala bahagia, Saling mendo’akan dalam kebaikan dan ketaqwaan, Saling menyempurnakan didalam ibadah… Ya Allah Sempurnakannlah kebahagian kami Dengan menjadikan perkawinan ini sebagai ibadah kepada-mu Dan bukti pengikatan cinta kami kepada sunnah rasul-mu Amin ya rabbal ‘alamin Kontributor: Nurman E. Hardiansyah Nurman.Hardiansyah@snsgroup.co.id ------------ Jambi, Mei 2006

Kisah Bakti Salafush Shalih kepada Kedua Orang Tua Mereka

Kisah Bakti Salafush Shalih kepada Kedua Orang Tua Mereka

1. Dari Dawud bin Qais, dia berkata, “Abu Murrah pernah mengabarkan kepadaku bahwa bila Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu hendak pergi, setelah mengenakan pakaian dia datang kepada ibunya lalu berkata, ‘Semoga keselamatan dan keberkahan terlimpah kepadamu wahai ibu. Semoga engkau mendapatkan balasan kebaikkan dari Allah karena engkau telah memeliharaku’, kemudian bila pulang dia pun mengatakan seperti itu” (HR. al Bukhari dalam Adabul Mufrad) 2. Dari Mundzir ats Tsauri, dia berkata, “Muhammad bin al Hanafiyah biasa menyisir rambut ibunya” (Kitab Al Birr wa Shilah no. 34) 3. Abdullah bin Ja’far al Maruzi berkata, “Muhammad bin Basyir pernah berkata, ‘Pernah saya bermaksud untuk keluar (dari Bashrah), namun ibu saya melarang. Saya pun menaati larangan ibuku. Karena ketaatanku itu saya mendapatkan berkah’” (Kitab Siyar A’lam an Nubala XII/145) 4. Muhammad bin Munkadir berkata, “Pernah semalaman saya memijat kaki ibuku, sementara saudaraku, Umar, waktu itu semalaman juga melakukan shalat. Saya tidak menganggap amalan malam Umar lebih baik dari amalan malamku” (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/405) 5. Abu Ishaq ar Riqqi al Hambali, ketika menyebutkan biografi Abdullah bin Aun berkata, “Pernah suatu ketika dia dipanggil oleh ibunya. Tanpa disadari dia mengeraskan suara melebihi suara ibunya. Karena hal tersebut dia membebaskan 2 orang budak” (Kitab Ahsan al Mahasin hal. 348) 6. Ibnu Abbas radhiyallaHu ‘anHu pernah berkata, “Sesungguhnya Allah menghapus hukuman terhadap Sulaiman bin Dawud ‘alaiHis salam berkenaan dengan kasus burung hud – hud disebabkan dia berbuat baik kepada ibunya” (Kitab Bahjah al Majalis hal. 759) 7. Berkata Anas bin an Nadhar al Asyja’i, “Suatu malam ibu Ibnu Mas’ud radhiyallaHu ‘anHu meminta air. Ibnu Mas’ud pun mengambil air, lalu dibawa kepada ibunya. Ternyata ibunya telah tertidur, maka dia pun berdiri menunggui ibunya hingga pagi” (Kitab Birrul Walidain hal. 550) 8. Muhammad bin al Munkadir pernah meletakkan pipinya ke tanah, lalu berkata kepada ibunya, “Bangkit dan letakkanlah kakimu di atas pipiku” (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/356) 9. Suatu saat ketika Manshur bin al Mu’tamir duduk – duduk di rumahnya, tiba – tiba ibunya memanggil dengan nada yang agak kasar, “Wahai Manshur, anak laki – laki Hubairah, aku membutuhkan kamu untuk suatu urusan, apakah kamu enggan !?”. Manshur menempelkan jenggot pada dadanya, sedikit pun dia tidak berani mengangkat kepalanya dan menghadapkan wajah kepada ibunya. (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/359) 10. Suatu ketika Ibnul Hasan at Tamimi hendak membunuh kalajengking, tetapi kalajengking itu masuk ke lubang. Dia memberanikan diri memasukkan jari – jarinya ke dalam lubang tersebut meskipun harus rela disengat. Orang – orang berkata kepadanya, “Kamu ini bagaimana !?”. Dia menjawab, “Saya khawatir kalajengking tadi keluar, lalu merayap ke tempat ibuku dan menyengatnya” (Kitab Tahdzib Siyar A’lam an Nubala hal. 541) 11. Suatu ketika Umar ditanya, “Bagaimana bentuk bakti anakmu kepadamu ?”, Umar menjawab, “Setiap kali berjalan di siang hari bersamaku, dia selalu berjalan di belakangku dan setiap kali berjalan di malam hari dia bersamaku, dia selalu berjalan di depanku. Begitu pula ketika tidur, dia tidak pernah tidur di atas bila saya berada di bawah” (Kitab ‘Uyun al Akhbar III/97) 12. Usamah radhiyallaHu ‘anHu pernah membeli kurma untuk ibunya walaupun ketika itu harga kurma sangat mahal. Orang – orang berkata kepadanya, “Apa yang membuatmu berani membeli kurma dengan harga 1000 dirham ?”, lalu dia menjawab, “Saya punya prinsip, bila ibu saya meminta sesuatu yang saya mampu memenuhinya pasti akan saya penuhi” (Kitab ath Thabaqat II/527) 13. Orang – orang bertanya kepada Zainal Abidin, “Sungguh kamu adalah orang yang sangat berbakti kepada ibumu. Tetapi kami tidak pernah melihat kamu makan bersama ibumu dalam satu piring ?”, dia menjawab, “Saya khawatir mendahului makan makanan yang hendak dimakan ibu saya, karena menurut saya itu termasuk tindakkan durhaka kepadanya” (Kitab Wafayat al A’yan III/268) Maraji’ : Kisah – kisah Teladan Bakti Anak kepada Ibu Bapak, Syaikh Ibrahim al Hazimi, Media Hidayah, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Dzulhijjah 1425 H/Maret 2004 M

13 Penawar racun KEMAKSIATAN

13 Penawar racun KEMAKSIATAN

Tiga Belas Penawar Racun Kemaksiatan Berikut ini ada beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan. 1. Anggaplah besar dosamu Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu berkata, ''Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.'' 2. Janganlah meremehkan dosa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.'' (HR. Ahmad dengan sanad yang hasan) 3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa) Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, 'Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan demikian'. Pada maalm hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.'' (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Taubat nasuha yang tulus Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keaadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, 'Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu'. Ia salah ucap karena sangat bergembira''. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Jika dosa berulang, maka ulangilah bertaubat Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata, ''Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.'' ditanyakan, 'Jika ia mengulangi lagi?' Ia menjawab, 'Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.' Ditanyakan, 'Jika ia kembali berbuat dosa?' Ia menjawab, 'Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.' Ditanyakan, 'Sampai kapan?' Dia menjawab, 'Sampai setan berputus asa.''' 6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauh darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya. 7. Senantiasa beristighfar Saat-saat beristighfar: a. Ketika melakukan dosa b. Setelah melakukan ketaatan c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian d. Senantiasa beristighfar setiap saat Rasulullah shalallahu alaihi wa salam beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam hadits lain 100 kali). 8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan? Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi dirinya daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna. 9. Melakukan kebajikan setelah keburukan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.'' (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih)) 10. Merealisasikan tauhid Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.'' (HR. Muslim dan Ahmad) 11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan sesorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal c. Manusia itu ada 3 golongan i. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik. ii. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharapa suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut. iii. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu. d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik e. Tidak ada alasan untuk berpisah dengan orang-orang yang baik 12. Jangan tinggalkan da'wah Said bin Jubair berkata, ''Sekiranya sesorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.'' Imam malik berkomentar, ''Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan).'' 13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menceritakan kepada para shahabat bahwasanya seseorang berkata, ''Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.'' Allah swt berkata, ''Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.'' (HR. Muslim). Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id ----------- Disadur secara ringkas dari buku 13 Penawar Racun kemaksiatan (terjemahan dari kitab Sabiilun najah min syu'mil ma'shiyyah) karangan Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy, terbitan Darul Haq, Jakarta.

Surat Buat Kaum Hawa

Surat Buat Kaum Hawa

Hawa…… Sadarkah engkau! Sebelum datangnya sinar islam, kita di dzalimi, hak kita dicerobohi, kita ditanam hidup-hidup. Tiada penghormatan walau sekecil apapun oleh kaum adam. Tiada nilai di mata adam, kita hanya sebagai alat untuk memuaskan nafsu mereka. Tapi kini bila rahmat islam menyelubungi alam, bila sinar islam berkembang, derajat kita diangkat, marulah kita terperlihara, kita dihargai dan dipandang mulia dan mendapat tempat di sisi Allah, sehingga tiada sebaik perhiasan dunia, melainkan wanita shalihah. Wahai Hawa….. Kenapa engkau tidak menghargai nikmat iman dan islam itu? Kenapa mesti engkau kaku dalam mentaati ajaran-Nya? Kenapa masih segan mengamalkan isi kandungan al-qur’an dan kenapa masih was-was dalam mentaati perintah-Nya? Wahai Hawa….. Tangan yang mengguncang buaian boleh mengguncang dunia. Sadarkah hawa….kamu dapat mengguncang dunia dengan melahirkan manusia-manusia yang salih dan shalihah. Engkau bisa menggetarkan dunia dengan menjadi istri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang sejati dalam menegakkan islam di muka dunia. Tapi Hawa….. Jangan sesekali engkau mengguncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu dan dengan ayu wahajmu, dengan lenggok tubuhmu. Jangan engkau menghentakkan kakimu untuk menyatakan kehadiranmu. Jangan Hawa….. Jangan sesekali menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu sendiri, karena aku khawatir itu mengundang kemurkaan dan kebencian Allah, tetapi memberi kebahagiaan pada syetan, karena wanita adalah jala setan, alat yang dieksplotasi oleh syetan dalam menyesatkan adam. Hawa….. Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang shalihah buat kedua ibu bapakmu, andai engkau seorang istri, jadilah istri yang meringankan beban suami, andai engkau seorang ibu, didiklah anakmu sampai tak gentar memperjuangkan “ISLAM”. Hawa….. Andai engkau belum menikah, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa akan janji Tuhan kita..”wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik”. Jangan menggadaikan kehormatanmu hanya semata-mata untuk seorang lelaki. Jangan memakai pakaian yang menampakkan sosok tubuhmu hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum laki-laki, karena kau tidak memikat hatinya, tapi merangsang nafsunya….. Hawa….. Jangan kau memulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan mahrommu, karena aku khawatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan…..takut akhirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.. Hawa….. Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang shalih tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang wara tidak menilai wanita dari keayuannya, kemanjaannya, serta kemampuannya mengguncang iman mereka. Tetapi Hawa….. Lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, pribadinya dan keimanannya, lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan mahramnya, karena dia takut memberi kesempatan pada syetan untuk menggodanya, lelaki yang wara tidak mau bermain cinta, sebab dia tahu apa tujuan dalam sebuah hubungan antara laki-laki dan wanita, yaitu “pernikahan”. Oleh itu Hawa….. Jaga pandanganmu, jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan pendirianmu. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari dalam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah yang menyinari dan memenuhi jiwamu. Biarlah hanya cinta kedua ibu bapakmu yang memberi kehangatan dan kebahagiaan buat dirimu. Cukuplah sekedar cinta adik kakak serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu. Hawa….. Cintailah Allah Ta’aladi kala susah dan senang, karena kau akan memperoleh cinta dari insan yang mencintai Allah. Cintailah ibu bapakmu, karena kau akan memperoleh keridhoan Allah. Cintailah keluarga, karena tiada cinta semurni cinta keluarga. Hawa….. Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang mengguncang buaian ini dapat mengguncang dunia dalam mencapai keridhoan Ilahi…..jangan sesekali tangan ini juga mengguncang keimanan kaum adam….. Suatu saat ada yang harus pergi, Suatu saat ada yang harus datang. Mungkin yang pergi tak akan kembali, dan mungkin yang datang hanya sebentar. Kontributor : Ervi Yusria Ervi.Yusria@snsgroup.co.id

Nasihat Untuk Wanita

Nasihat Untuk Wanita

Saudariku yang mengaku dirinya muslimat,….. Berpegang teguhlah pada perintah Allah Ta’ala, Utamakanlah ridha-Nya daripada ridha selain-Nya. Penuhilah hati ini dengan rasa cinta kepada-Nya dan senantiasa berdzikir kepada-Nya tanpa rasa jemu, sehingga dzikrullah itu seakan menjadi senandung yang merdu. Jadikanlah lidah ini tidak pernah merasa lelah untuk memuji-Nya, hingga bisa menemukan kenikmatan serta kelezatan iman. Kita harus bisa menerima semua perintah Allah Ta’ala dengan senang hati dan menjalankan hukum-hukum-Nya dengan rasa cinta kepada-Nya. Karena itu Allah Ta’ala tidak akan membiarkan kita, bahkan menolong dan membantunya dengan kekuatan-Nya. Dia juga memberikan kemuliaan kepada kita. Saudariku….. Manusia di dunia ini selalu berlomba meningkatkan kekuatan dan jumlah hartanya, hingga dia menjadi orang terkuat di antara sesamanya dalam bidang kekuasaan, paling manis tutur katanya, paling kuat dalih-dalihnya dan paling banyak pendukungnya serta merasa ridak membutuhkan orang lain. Namun disaat zaman sudah berubah dan disaat dia mengalami musibah, ia bagaikan anak kecil yang mencari bapaknya, merengek-rengek mencari bantuan dan belas kasihan orang lain. Sesungguhnya manusia itu bagaikan binatang, apabila ia tidak berpegang teguh pada hokum-hukum Allah Ta’ala, dan tidak mengadakan hubungan dengan Allah Ta’ala serta tidak mengharap bertemu dengan-Nya. Hawa nafsunya dituruti, sibuk terhadap dirinya sendiri dan tidak memberikan manfaat kepada orang lain. Berbeda dengan muslim yang benar dan jujur. Dia berangkat dari ajaran2 islam, senang melihat manusia yang berada dalam kebaikan, dan selalu diulurkan tangannya untuk menolong orang lain. Ia pun benci apabila apabila manusia berada dalam kenistaan dan kebodohan. Ukhti….. Diantara keistimewahan seorang muslim dan muslimat adalah hatinya yang selalu bergantung kepada Allah Ta’ala, menerapkan syariat-syariat-Nya, serta menjalankan segala perintah-Nya. Kesejukan jiwa dan ketenangan hati bisa dilihat oleh mereka yang senantiasa tegar dalam menghadapi berbagai masalah, dan tidak terburu-buru dalam meraih apa yang ia cintai, seperti yang difirmankan-Nya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah Ta’ala mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”. Hamba-hamba-Nya yang mukmin tidak pernah terpesona dengan kemewahan hidup di dunia, namun tidak pula meninggalkan bagiannya yang ada di dalamnya. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepadamu (kebahgiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia” Ketahuilah Ukhti,……. Dunia ini sangat singkat usianya, karena itulah manusia tidak berhak marah dan emosi hanya karena urusan dunia, apalagi sampai menyebabkan ia terlena dalam mencari kenikmatan yang ada di dalamnya. Sekali lagi ketahuilah ukhti….dunia itu sangat rendah nilainya bila dibandingkan dengan negeri akhirat, negeri abadi tempat putusan akhir setiap amal manusia, negeri tempat menerima nikmat abadi dari Allah Ta’ala. Keindahannya belum pernah dilihat oleh mata dan belum pula didengar oleh telinga. Tiada kedengkian di dalamnya. Ia hanya diwariskan kepada mereka yang beriman dan berakwa. Saudariku….. Dengan mengingat mati, pahitnya dunia menjadi manis. Dengan demikian kita tidak tertipu karenanya. Kadangkala di pagi hari manusia menjadi takut kalau-kalau tidak bisa hidup di sore hari, dan pada waktu sore hari takut kalau tidak bisa hidup di pagi hari. Tatkala bencana hilang darinya, maka beralihlah ketakutannya kepada yang lainnya, seperti takut kehilangan sanak saudara, kematian teman-teman sejawat, atau ketika merasakan suatu penyakit. Manusia seperti ini hatinya sering berdebar. Disaat-saat seperti itu tergambarlah dihadapannya bayangan maut yang mengintai. Dia terkejut dan takut sehingga menambah rasa sakit dan kegundahan hati, seakan-akan rasa takut itu sebagai penolak datangnya maut atau sebagai tempat pelarian. Begitu lemahnya manusia, begitu kerdilnya dan alangkah pendek umurnya. Namun sering tatkala masih muda dan segar, manusia menyadari bahwa umur dan kekuatan yang di banggakannya kelak akan sirna. Badan yang gagah atau semampai akan menjadi bungkuk dan wajahnya akan berkerut. Semangatnya akan turun dan aktivitasnya pun berkurang. Anda mungkin pernah melihat seorang yang kaya yang tinggal di istana megah, mengendarai mobil mewah dan rumahnya dialasi permadani yang indah. Namun roda terus berputar, tiba2 ia tinggal di tempat yang lebih buruk dari istananya dahulu, berkendaraan dengan apa yang dulu dihinanya, berpakaian dengan pakaian yang dulu enggan dipakainya, dan kini ia makan dengan apa yang dulu baginya makanan yang menjijikan. Wahai Saudariku….. Sesungguhnya kelezatan dan keindahan hidup, ketinggian dan kesempurnaannya tidak lain hanya dengan taat kepada Allah Ta’ala dengan istiqomah terhadap perintah-Nya dan berjalan di jalan-Nya. Insya Allah Ta’ala manusia2 begini hidupnya senantiasa bahagia, tenang, tidak bersedih hati, memaafkan orang yang menzaliminya, mengampuni kesalahan orang yang jahat kepada dirinya, belas kasih dan hormat kepada orang lain. Dia tidak merasa berat dalam membantu kebutuhan orang lain, dan sepenanggungan dalam suka dan duka. Dia tidak berlebih2an dalam menjalankan perintah Allah Ta’ala, baik yang kecil maupun yang besar, bahkan menjadikan setiap amal perbuatan agar dapat mendekatkan diri pada-Nya. Ketika menjumpai musibah, ia hadapi dengan kesabaran dan penuh dengan kerelaan hati, dan tatkala maut dating menjemput, dilihatnya bahwa itu adalah akhir dari perjuangannya di dunia serta merupakan perjalanan menuju negeri yang abadi. Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id

RENUNGAN PARA WANITA

RENUNGAN PARA WANITA

Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka, hati, fikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya. Apalagi yang tidak ada di syurga, namun Nabi Adam ‘Alaihis salam tetap merindukan siti hawa. Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri atau puteri. Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki sendiri yang tidak lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka. Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus. Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah, karena mereka diciptakan begitu rupa oleh mereka. Didiklah mereka dengan panduan dariNya: JANGAN COBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA, NANTI MEREKA SEMAKIN LIAR, JANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN, NANTI MEREKA SEMAKIN MENDERITA, Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah, Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal, disitulah kuncinya. AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU, HATI SERAPUH KACA, KUATKAN DENGAN IMAN, PERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAK . Suburkanlah karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan Allah. Akan terhibur dan berbahagialah mereka, walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana menteri negara atau women gladiator. Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan. Itu bukan diskriminasi Allah Ta’ala. Sebaliknya disitulah kasih sayang Allah Ta’ala, karena rahim wanita yang lembut itulah yang mengandungkan lelaki2 wajah: negarawan, karyawan, jutawan dan wan-wan lain. Tidak akan lahir superman tanpa superwoman. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan. Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan, bahkan mereka pula membengkokkan. LEBIH BANYAK LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH PEREMPUAN DARIPADA PEREMPUAN YANG DIRUSAKKAN OLEH LELAKI. SEBODOH-BODOH PEREMPUAN PUN BISA MENUNDUKKAN SEPANDAI-PANDAI LELAKI. Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Allah Ta’ala. Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini bukan saja banyak boss telah kehilangan secretary, bahkan anakpun akan kehilangan ibu, suami kehilangan istri dan bapa akan kehilangan puteri. Bila wanita durhaka dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa. Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan. Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah PIMPINLAH DIRI SENDIRI DAHULU KEPADA-NYA. jinakkan diri dengan Allah, niscaya jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita. JANGAN MENGHARAP ISTRI SEPERTI SITI FATIMAH, KALAU PRIBADI BELUM LAGI SEPERTI SAYIDINA ALI Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id

Ayat-Ayat Positif

Ayat-Ayat Positif

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-KU sangat pedih.” (QS Ibrahim : ayat 7 ). “Wahai orang-orang yang beriman,bersabarlah, kuatkanlah kesabaran kalian dan bersatulah. Bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (QS. Ali Imran : ayat 200). “Jadilah engkau pemaaf, serulah orang-orang mengerjakan kabaikan dan berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: ayat 199). Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya orang paling aku cintai dari kalian adalah yang paling baik akhlaknya, yang selalu merangkul ketika berjalan (menjaga persaudaraan) dan menyenangi dan disenangi. Orang yang paling aku benci dari kalian adalah yang suka mengadu domba, yang memisahkan antara orang yang saling mengasihi dan mencari-cari aib orang yang bersih.” (Shahih Bukhari) Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Senyum itu adalah sedekah bagi kamu”. (Shahih Bukhari) Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Membuang duri dari jalan adalah kebajikan.” (Shahih Bukhari) Kontributor: Budi Wijanarko Budi.Wijanarko@snsgroup.co.id ---

Wanita Dicipta Untuk Dilindungi

Wanita Dicipta Untuk Dilindungi

Allah Subhanahu wata’ala tidak menciptakan wanita dari kepala laki-laki untuk dijadikan atasannya. Tidak juga Allah Subhanahu wata’ala ciptakan wanita dari kaki laki-laki untuk dijadikan bawahannya. Tetapi Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan lengannya untuk dilindunginya, dan dekat dengan hatinya untuk dicintainya. Allah tidak menciptakan wanita sebagai barang substitusi apalagi sekedar objek buat laki-laki. Tetapi Allah menciptakan wanita sebagai teman yang mendampingi hidup adam tatkala kesepian di surga. Juga Allah ciptakan wanita sebagai pasangan hidup laki-laki yang akan menyempurnakan hidupnya sekaligus sebab lahirnya generasi, disamping tunduk dan beribadah kepada Allah tentunya. Tetapi mengapa tetap saja ada laki-laki yang tunduk dibawah kaki wanita?. Mengemis cintanya, berharap kasih sayangnya dengan menggadaikan kepemimpinan, bahkan kehormatan dan harga dirinya. Wanita dipuja bagai dewa, disanjung bagai dewi shinta, yang banyak menyebabkan laki-laki buta mata, buta telinga, bahkan buta mata hatinya. Namun ada juga yang menganggap rendah wanita. Wanita dinista, dihina, kesuciannya dijadikan objek yang tidak bernilai harganya. Tenaganya dieksploitasi bagaikan kuda, kelembutannya dijadikan transaksi murahan yang tak seimbang valuenya Wanita dijadikan sekedar pemuas nafsu belaka, bila habis madunya, dengan seenaknya dibuang ke keranjang sampah, atau dianggap sandal jepit yang tak berguna. Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, dan anak kita, relakah kita melihat mereka menjajakan diri digelapnya malam yang mencekam. Relakah kita melihat mereka membanting tulang mengumpulkan ringgit atau real dengan mayat terbujur kaku sebagai resikonya? Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, dan anak kita, relakah kita membiarkannya seperti seonggok jasad hidup yang tidak memiliki nilai guna? Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, dan anak kita, relakah kita membiarkannya beringas, liar, ganas, tidak berpendidikan, bodoh, dungu, hanya karena ketidakmampuan ayah memberi nafkan?, karena ketidakmampuan kita mendidik dan mencintainya?, karena ketidakmampuan kita melindunginya?, sebagaimana Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan lengannya untuk dilindunginya, dan dekat dengan hatinya untuk dicintainya. Ia tetap wanita, yang diciptakan Allah Subhanahu wata’ala dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tidak bias manusia dengan akalnya yang kerdil ini mengganti kedudukannya apalagi fitrahnya. Ia bagaikan sekuntum bunga terpelihara, tidak semua kumbang bias menghisap madunya. Lemah lembutlah dalam memperlakukannya, karena kalau tidak, ia bisa seganas srigala. Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id

dialog antara kyai dengan seorang pemuda yahudi

dialog antara kyai dengan seorang pemuda yahudi

ALLAH itu ada . . . . . Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ketanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orangtuanya untuk mencari seorang Guru Agama, Kyai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang yang dimaksud tersebut. Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya? Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda Pemuda: Anda yakin? Sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya. Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya. Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan: 1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya! 2. Apakah yang dinamakan takdir? 3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat syetan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu? Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras. Pemuda sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya? Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya. Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti. Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya? Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada? Pemuda: Ya Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu ! Pemuda: Saya tidak bisa Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya. Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya? Pemuda: Tidak Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini? Pemuda: Tidak. Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir. Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda? Pemuda: kulit. Kyai : Terbuat dari apa pipi anda? Pemuda: kulit. Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya? Pemuda: sakit. Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan. Kontributor: Andri Hartanto Andri.Hartanto@snsgroup.co.id