Tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder koil
pengapian, setelah melalui rangkaian tegangan tinggi akan dikeluarkan
diantara elektroda tengah (elektroda positif) dan elektroda sisi
(elektroda negatif) busi berupa percikan bunga api. Tujuan adanya busi
dalam hal ini adalah untuk mengalirkan pulsa atau arus tegangan tinggi
dari tutup (terminal) busi ke bagian elektroda tengah ke elektroda
sisi melewati celah udara dan kemudian berakhir ke masa (ground). Busi
merupakan bagian (komponen) sistem pengapian yang bisa habis, dirancang
untuk melakukan tugas dalam waktu tertentu dan harus diganti dengan
yang baru jika busi sudah aus atau terkikis.
1. Konstruksi busi
Bagian paling atas dari busi adalah terminal yang menghubungkan
kabel tegangan tinggi. Terminal ini berhubungan dengan elektroda
tengah yang biasanya terbuat dari campuran nikel agar tahan terhadap
panas dan elemen perusak dalam bahan bakar, dan sering mempunyai inti
tembaga untuk membantu membuang panas. Pada beberapa busi elektroda
terbuat dari campuran perak, platina, paladium atau emas. Busi-busi ini
dirancang untuk memberikan ketahanan terhadap erosi yang lebih besar
serta bisa tetap bagus.
Elektroda
tengah melewati isolator (penyekat) keramik yang terdapat pada bagian
luarnya. Isolator ini berfungsi untuk melindungi elektroda tengah dari
kebocoran listrik dan melindungi dari panas mesin. Untuk mencegah
kebocoran gas terdapat seal (perapat) antara elektroda tengah dengan
isolator dan antara isolator dengan bodi busi. Bodi busi dibuat dari
baja dan biasanya diberi pelat nikel untuk mencegah korosi. Bagian atas
luar bodi berbentuk hexagon (sudut segi enam) yang berfungsi untuk
mengeraskan (memasang) dan mengendorkan (membuka) busi. Pada bagian
bawahnya dibuat ulir agar busi bisa disekrupkan (dipasang) ke kepala
silinder. Pada bagian ujung bawah busi terdapat elektroda sisi atau
elektroda negatif. Elektroda ini dilas ke bodi busi untuk jalur ke masa
saat terjadi percikan. Terdapat dua tipe dudukan (seat) busi yaitu
berbentuk datar dan kerucut. Dudukan busi merupakan bagian dari bodi
busi pada bagian atas ulir yang akan bertemu/berpasangan dengan kepala
silinder. Jika dudukan businya berbentuk datar, maka terdapat cincin
perapat (sealing washer), sebaliknya jika dudukannya berbentuk kerucut
maka tidak memerlukan cincin perapat. Kemampuan dalam menghasilkan bunga
api tergantung pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
a.
Bentuk elektroda busi
Elektroda busi yang bulat akan mempersulit lompatan bunga api
sedangkan bentuk persegi dan runcing dan tajam akan mempermudah
loncatan api. Elektroda tengah busi akan membulat setelah dipakai dalam
waktu lama, oleh karena itu loncatan bunga api akan menjadi lemah dan
menyebabkan terjadinya kesalahan pengapian, sebaliknya elektroda yang
tipis atau tajam akan mempermudah percikan bunga api, akan tetapi umur
penggunaannya menjadi pendek karena lebih cepat aus.
b. Celah Busi
Bila celah elektroda busi lebih besar, bunga api akan menjadi
sulit melompat dan tegangan sekunder yang diperlukan untuk itu akan
naik.Bila elektroda busi telah aus, berarti celahnya bertambah,
loncatan bunga api menjadi lebih sulit sehingga akan menyebabkan
terjadinya kesalahan pengapian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar