Suatu waktu beberapa orang sahabat menemui Rasul Shallallahu'alaihi
wasallam. Mereka hendak menyampaikan uneg-uneg tentang beberapa masalah.
Sesampai di hadapan Rasul Shallallahu'alaihi wasallam, mereka bertanya:
"Wahai Baginda, kami mempunyai keinginan dan hajat yang hingga kini
belum dikabulkan oleh Allah. Mohon sekiranya Baginda berkenan mendoakan
kami agar keinginan dan hajat kami tersebut dikabulkan oleh Allah."
Sambil tersenyum Baginda Rasul Shallallahu'alaihi wasallam menjawab:"
Pergilah ke desa A di daerah X, temuilah si Fulan dan mintalah ia
mendoakan kalian. Mudah-mudahan tercapai keinginan kalian tersebut".
"Baiklah ya Rasulullah, kami segera berangkat kesana" .
Dan berangkatlah mereka menuju desa yang dituju yang ternyata lokasinya
cukup jauh dari kota Madinah. Mereka pun bertanya kepada warga desa
tentang dimana rumah si Fulan. Setelah diberi petunjuk, akhirnya mereka
menemukan rumah yang dicari.
Betapa Terkejutnya mereka mengetahui bahwa si Fulan ternyata adalah
seorang yang masih sangat muda dan belum berusia 20 tahun. Sebelumnya
mereka berpikir bahwa si Fulan ini tentu seorang yang telah berumur dan
istimewa dalam hal ibadah sehingga doanya selalu ijabah.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. " "Walaikumsalam,
warahmatullahi wabarakatuh, siapakah gerangan wahai saudara-saudara
ini?" "Kami datang dari kota madinah hendak bertamu." "Baiklah, silakan
masuk."
Para sahabat ini semakin heran melihat keadaan si Fulan dan keluarganya
yang terlihat biasa-biasa saja. Diam- diam mereka pun bersepakat hendak
menyelidiki apakah kelebihan yang dimiliki oleh si Fulan ini sehingga
baginda Nabi saw bahkan menyuruh mereka menemui sang anak muda ini untuk
minta didoakan.
Merekapun menginap beberapa waktu dan mengikuti proses kehidupan
sehari-hari si Fulan yang tinggal hanya bersama ibunya itu, namun tidak
menemukan sesuatuyang menurut pandangan mereka si Fulan ini mempunyai
ibadah yang istimewa, baik sholatnya, puasa dan ibadah lainnya dibanding
para sahabat di Madinah ataupun Mekkah.
Karena semakin heran, akhirnya mereka memutuskan untuk berterus-terang
kepada tuan rumah perihal maksud sebenarnya kedatangan mereka.
Fulan hanya menunduk sambil menghela nafas. Ia lalu bercerita bahwa
sekitar 1 atau 2 tahun yang lalu, ketika tersiar berita kedatangan rasul
Allah yang telah dinanti sejak lama, ibunya berkeinginan untuk menemui
orang mulia tersebut. Namun ibunya sejak lama menderita lumpuh dan
ayahnya telah tiada. Sementara mereka sendiri tidak mampu untuk membeli
unta atau kuda sebagai kendaraan
"Lalu bagaimana akhirnya ibumu dapat bertemu Rasulullah?"
"Saya akhirnya menggendong ibu saya," tutur Fulan.
"Subhanallah, engkau menggendong ibumu dengan berjalan kaki dari sini
menuju madinah?" (dalam jarak sekitar 300an km)..
"Di hadapan rasul, ibuku meminta kepada Allah agar mengabulkan segala
permohonan dan doaku, yang kemudian doa ibuku itu diaminkan oleh baginda
Rasul...."
****
Sahabat, membawa beban berat di punggung bukanlah perkara ringan,
apalagi ketika beban tersebut harus dibawa beratus-ratus kilometer.
Seperti layaknya pendaki gunung, membawa perlengkapan dan perbekalan
seberat 25-30 kilogram yang harus digendong di punggung sambil mendaki
tanjakan yang terjal dan curam. Melewati hutan, Adalah semua itu untuk
menguji kesabaran. Selalu harus dimunculkan dalam benak kita, bahwa saya
melakukannya demi satu kata ajaib, CINTA. Ya, ujian kesabaran dalam
mengarungi kehidupan adalah makna lain dari jalan merengkuh cinta abadi.
Semua beban itu tidak ada yang abadi, seperti halnya dunia ini. Sabar,
bersabarlah! ! Tahan, bertahanlah, beban itu Cuma sementara. Sebentar
lagi semua ini akan berakhir. Segala beban itupun akan terasa tak
berarti.
Segala cobaan, godaan itu hanyalah fana, terutama bila orang-orang
terdekat tetap berada di-sisimu dan terus mendukungmu. Dan engkau akan
mengecap manisnya cinta Ilahi..
Kontributor: Awal Moedzakir Awaludin@snsgroup.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar