Siapa saja yang tidak beruntung di bulan Ramadhan, di bulan apa lagi dia
akan beruntung? Apa jadinya bila kita bertemu kembali dengan kekasih
yang telah berpisah setahun lamanya? Sudah pasti perjumpaan itu menjadi
sesuatu yang mengharukan. Seperti kata pujangga, tak ada yang lebih
indah dari bersua kembali dengan kekasih yang dirindukan.
Demikianlah gambaran keindahan Ramadhan. Bulan yang paling dirindukan
oleh orang-orang shalih. Seperti dinyatakan dalam salah satu hadits
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dari Abu Hurairah
Radhiallahu'anhu, ia berkata: ''Ketika tiba bulan Ramadhan, Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, 'Telah datang kepada kalian bulan
Ramadhan, bulan penuh berkah yang Allah wajibkan puasa di dalamnya,
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan
dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Barangsiapa yang tak mendapat kebaikannya, sungguh ia telah
merugi.'' (HR Imam Ahmad)
Bagaimana mungkin orang-orang shalih tidak berbahagia dengan dibukanya
pintu-pintu surga? Setiap kali tiba malam Idul Fitri, orang-orang shalih
menangis, karena mereka harus berpisah dengan Ramadhan. Mereka tidak
tahu apakah akan bertemu kembali atau tidak dengan Ramadhan tahun yang
akan datang. Karena itu, setiap kali Ramadhan datang menghampiri, mereka
suka cita seperti kebahagiaan seorang kekasih berjumpa kembali dengan
kekasihnya.
Ramadhan memang bulan yang pantas untuk dirindukan. Ramadhan adalah
bulan paling agung yang di dalamnya terhimpun hari-hari dan malam-malam
yang paling mulia. Bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran. Bulan yang
setiap amal ibadah dibalas dengan balasan berlipat-lipat ganda. Begitu
indahnya Ramadhan, sehingga Rasulullah memperlakukannya seperti
seseorang yang meyambut kedatangan kekasihnya dengan melakukan berbagai
persiapan. Dalam menyambut bulan Ramadhan, Rasulullah Shallallahu'alaihi
wasallam telah mempersiapkan dirinya sejak bulan Sya'ban. Beliau
menyambut Ramadhan dengan berbagai persiapan, baik secara praktis maupun
mental.
Bahkan, persiapan itu sudah dimulai sejak bulan Rajab. Dua bulan sebelum
Ramadhan, Rasulullah biasa berdoa, ''Ya Allah! Berkahilah kami di bulan
Rajab dan Sya'ban, dan berkahi pula kami di bulan Ramadhan.'' (HR Imam
Ahmad)
Al-Ma'ali bin Fadhl berkata, ''Mereka (para sahabat) berdoa agar
dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan enam bulan sebelum
kedatangannya, dan enam bulan setelah itu mereka berdoa agar amalnya
diterima di sisi Allah Subhanahu wata'ala.'' Seolah-olah orang yang
memanggil bulan Ramadhan itu berkata, ''Wahai hari-hari yang telah lama
meninggalkan kami! Kini telah dekat waktu kedatanganmu. Wahai hari-hari
yang kerugiannya selalu disesali! Telah tiba perdagangan menguntungkan
itu. Siapa saja yang tidak beruntung di bulan Ramadhan, di bulan apa
lagi dia akan beruntung? Siapa saja yang tidak mendekatkan diri kepada
Rabb-nya, bagaimana mungkin ia akan beruntung?'' Selamat datang
Ramadhan. Selamat datang kekasih yang dirindukan.
Kontributor: Susiana Budiastuti Susiana.Budiastuti@snsgroup.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar