Rabu, 01 Agustus 2012

Pencuri

Pencuri

aku benci pencuri, tapi aku ini rajin mencuri, kemarin kucuri hak pejalan kaki, ketika motorku lewat trotoar (ketika mobilku nerobos zebracross padahal ada yg mo nyebrang...) kemarin kupersulit orang lewat, karena kuparkir mobilku sembarangan, aku berdalih mengejar waktu buka, dan ku buka ayat ayatNya: aha, kutemukan alasan pembenar, bahwa Tuhan menyuruh hambaNya menyegerakan berbuka, maka wajarlah kalau ku ambil hak orang lain itu bukan mencuri lain hari, aku menyerobot antrian, sambil berdiri antri, ku baca buletin khutbah jum'at, tentang faedah puasa untuk mendisiplinkan diri, kucuri lagi hak orang lain, kemarin lagi, kucuri waktu kerjaku, kerjaku tak selesai, dan kuminta lembur, kusebut diriku adil mungkin Tuhan tertawa, ketika kuucapkan permohonan, agar Kau tunjukkan jalan yang benar, karena sesungguhnya aku tak benar benar ingin, menjalani apa yang Kau tunjukkan, aku membutuhkan ayat ayatNya, agar aku merasa lebih baik, karena aku seolah-olah telah ada di jalanNya, kucuri makna dari ayat, agar sesuai dengan kebutuhanku, dan tidak bertabrakan dengan nafsuku, dan kusebut itu ikhtiar, dan ikhtiar, meski keliru patut mendapat pahala.. inikah masa, ketika perjuangan dan pengkhianatan hanya beda segaris tipis, ketika haq dan batal hanya beda di persepsi, ketika nurani menjadi budak akal bulus, seraya berusaha meyakinkan nurani, akan kebenaran yang dipaksakan ? -------------- Kontributor: Dian Perlito Dian.Perlito@snsgroup.co.id ------------

pertanyaan dari seorang nasrani

pertanyaan dari seorang nasrani

Dari Seorang Nasrani : Mengapa Umat Islam Mengangap Injil Dipalsukan ? Pertanyaan Salam hormat, Bapak Ustad yang terhormat, saya sangat tidak setuju kalau bapak mengatakan bahwa injil telah diubah oleh orang Kristen, mengapa?. 1). Injil itu juga Firman Allah, sedangkan kita mengakui bahwa firman Allah itu adalah kekal, bagaimanakah sesuatu yang kekal dapat dirubah, apalagi yang merubahnya adalah hanya sekelompok manusia biasa yang besarnya hanya 'setitik debu' dihadapan Allah. dengan mengatakan bahwa Injil telah dirubah, sama saja anda telah menghina dan merendahkan Allah yang juga telah menurunkan Quran setelah Injil (menurut ajaran agama anda). Karena kalau Allah dapat menjaga Planet dan seluruh tata surya yang sedemikian kompleks itu dari tabarakan dan selalu harmonis, tak sanggupkah Ia menjaga Firmannya sendiri dari tangan manusia yang 'tak seberapa nilainya'. 2). Anda berani mengatakan sesuatu itu palsu tentu anda pernah melihat yang asli. Kalau begitu tolong anda tunjukkan Injil yang asli beserta bukti-buktinya. Sanggupkah anda mempertanggung jawabkan kelak kepada Allah perkataan anda yang menyatakan bahwa Injil itu palsu.l Bagaimana kalau ternyata kalau benar , berati anda telah menyesatkan banyak orang. Jadi menurut saya sebelum, anda bicara kebih baik bertanya kangsung dan berdoa kepada Allah siapakah dia sebenarnya!, daripada capek belajar agama dari sumber yang bekum tentu juga benar. Bukankah lebih baik bertanya langsung kepada sumber Firman itu sendiri yaitu Allah. Bukankah Allah sendiri berjanji akan ,menjawab bila manusia memohon dan berdoa kepadanya, tak perduli agama apapun dia sebab tidak ada manusia ciptaan setan, semuanya adalah ciptaan Allah. Karena Allah sendiri yang mengatakan bahwa Ia Maha Tahu, Maha Mendengar dan Maha Baik, masakan Allah yang baik tidak menjawab doa ciptaanNya. Terimakasih dan harap dijawab. Oalan Jln. Pegangsaan Timur, Jakarta Jawaban: Assalamu `alaa man ittaba`al huda Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba’d. Salam sejahtera bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk … 1. Tidak Ada Komitmen Untuk Menjaga Keaslian Kitab Suci Masa Lalu Kehendak Allah SWT adalah bahwa tidak ada satu pun kitab suci yang dijamin akan terus terjaga keabadian dan kesuciannya sepanjang zaman. Tidak ada jaminan bahwa kitab suci itu akan terus ada sepanjang zaman. Dan tidak ada nabi pun yang hidup terus menerus di tengah umatnya sepanjang zaman. Nabi dan kitab suci itu datang silih berganti, sesuai dengan masa hidup umat terkait. Kalau Allah SWT mau, tentu bisa saja. Masalahnya, Allah SWT tidak mau melakukannya, jadi kita tidak bisa paksa tuhan untuk melakukannya. Dan itulah kenyataannya selama ini. Setiap kali suatu umat sudah menyimpang dari ajaran agama yang asli, maka Allah SWT akan mengirim lagi nabi baru dan kitab suci baru kepada mereka. Dan begitulah berlangsung sejak Adam hingga masa sebelum Muhammad SAW. Namun di bagian akhir dari periode sejarah manusia, Allah SWT berkehendak untuk menghentikan pengiriman nabi dan kitab suci kepada manusia. Untuk itu, Allah SWT menurunkan sebuah kitab suci terakhir yang sifat utamanya adalah terjamin tidak hilang dari muka bumi dan tidak bisa dipalsukan. Dan kitab suci itu mudah dihafal dan memang kenyataannya memang dihafal oleh jutaan manusia sepanjang 15 abad sejak diturunkannya oleh beragam ras manusia. Rasanya, belum pernah ada satu kitab suci pun yang bisa dihafal luar kepala oleh jutaan manusia dalam kurun waktu yang lama. Al-Quran itu dijamin keasliannya sepanjang zaman. Dan jaminan itu secara eksplisit disebutkan dengan tegas di dalam ayat-ayatnya serta disepakati oleh seluruh umat Islam sedunia. Adakah satu ayat saja di dalam injil yang menjamin hal itu ? Di negeri Islam, anak usia 10 tahun bisa menghafal luar kepada 6.600-an ayat itu secara terbolak balik. Cukup dibacakan ujung ayatnya, dia dengan lancar bisa meneruskannya dan tidak berhenti kecualidiminta berhenti. Pernahkan para uskup bahkan paus sekalipun menghafal injil dalam bahasa aslinya luar kepala ? Bahkan separuhnya saja ? Atau 1/3-nya ? 2. Membuktikan Kepalsuan Injil Mudah saja untuk membuktikan kepalsuan Injil yang di tangan manusia saat ini. 1) Ada ribuan versi injil sepanjang 20 abad ini dan satu sama lain bukan sekedar berbeda, tetapi bertentangan secara ekstrim. Dengan logika sederhana, tentu injil-injil yang ribuan itu palsu semua kecuali satu saja yang asli. Sebab ketika menurunkan Injil 20 abad yang lalu, Allah tentu tidak menurunkannya dengan ribuan versi, bukan ? 2) Al-Quran telah menegaskan bahwa para rahib dan pendeta nasrani telah melakukan pemutar-balikan kitab suci injil oleh tangan yang tidak bertanggung-jawab. Sehingga kepalsuan injil itu bagian dari aqidah dalam Islam. 3) Silahkan rujuk sejarah penulisan injil dengan hati nurani, bukan sekedar semangat membela diri. Fakta sejarah telah menjelaskan bagaimana injil itu ditulis ulang beberapa abad setelah hilangnya generasi yang pernah hidup bersama nabi Isa. Bandingkan dengan sejarah otentik penulisan Al-Quran yang bahkan ditulis langsung di depan Muhammad SAW. Sangat sulit diterima sikap bersikeras bahwa tidak ada pemalsuan dalam proses penulisan injil yang sudah jauh terlewat dari masa diturunkannya. Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab Konsultasi & FAQ Oleh : Redaksi 24 Oct 2004 - 6:26 am

kisah Si Pemetik Pucuk Daun Singkong

kisah Si Pemetik Pucuk Daun Singkong

Usianya baru 12 tahun, duduk di bangku kelas 6 Madrasah Ibtida’iyah –setingkat Sekolah Dasar-, namun posturnya yang tinggi membuat orang mengira ia siswa kelas 3 SMP. Januar Rizky, atau biasa dipanggil Kiki, tak kenal lelah mengumpulkan ikat demi ikat daun singkong yang berhasil dikumpulkannya setiap pulang sekolah. Kulit hitam dan merah dirambutnya adalah bukti kerasnya hidup yang dijalani bocah dari keluarga tak mampu ini. Namun, semua dilakukannya demi satu cita-cita, “Saya ingin membahagiakan ibu,” ujarnya malu-malu. Setiap hari sepulang sekolah, Kiki dijemput bosnya dengan sepeda motor dan diajak ke ladang singkong. Bersama belasan anak sebayanya yang lain, Kiki berpacu dengan waktu memetik pucuk daun singkong yang oleh bosnya nanti dijual ke pasar. Jika Anda biasa makan lalap daun singkong di rumah makan Padang, boleh jadi itu adalah hasil petikan tangan Kiki. Untuk satu ikat kecil daun singkong yang dipetiknya, Kiki mendapat upah Rp. 20,-, jumlah yang teramat kecil untuk simbah-peluhnya. Namun dasar Kiki adalah pekerja keras yang tak kenal lelah, sejak siang hingga senja tak kurang 150 ikat berhasil dikumpulkannya. Kiki pun tersenyum puas menghitung uang hasil jerih payahnya. Menjelang maghrib ia bersegera pulang. “1.500 buat ibu, buat masak. Sisanya saya simpan buat bayar sekolah dan uang jajan Rini,” ujar Kiki yang teramat sayang terhadap Rini, adiknya yang baru kelas 3 sekolah dasar. Tak heran, setiap bulannya, orangtuanya tak perlu repot mengeluarkan uang bayaran sekolah, karena Kiki sudah bisa membayar sendiri uang sekolahnya. Untungnya, ada ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sehingga biaya sekolah lebih murah. Bahkan untuk membeli buku pelajaran pun, Kiki tak mau meminta. Kiki sadar, orangtuanya bukan orang yang mampu, sehingga ia tak mau merepotkan. Sudah satu pekan ini Kiki tak mau bersekolah. Pasalnya, ia malu setiap hari harus ditegur guru dan kepala sekolahnya lantaran ia tak bersepatu. Setiap hari, Kiki hanya bersandal jepit ke sekolahnya. Selama ini, teguran dari gurunya ia simpan dalam hati. Tak ingin ia mengadukan perihal tersebut kepada Ayahnya. Ayah Kiki, hanya seorang pembuat miniatur menara dari bambu. Penghasilannya tak tentu, tergantung pesanan. Pesanan pun baru bisa dipenuhi sang Ayah jika ada modal untuk membeli bahan baku. Sementara ibunya, hanya seorang ibu rumah tangga yang menderita stroke, butuh biaya besar untuk mengobati penyakitnya. Alhasil, Kiki pun tahu diri untuk menuntut dibelikan sepatu. Tak hanya Kiki, Rini sang adik pun sekolah tanpa sepatu. Bukan cuma soal sepatu, baju seragam Kiki pun bukan hasil beli di toko, melainkan pemberian dari teman-temannya atau kakak kelasnya yang sudah lulus. Wajarlah bila seragam Kiki terlihat lebih jelek dari siswa lainnya, maklum bukan barang baru. Pernah satu hari Kiki harus mendobeli celana seragamnya dengan celana mainnya, karena celana seragam pemberian dari temannya lebih besar dari ukuran tubuhnya. Usahanya untuk tetap berseragam malah mendapat teguran dari seorang guru, karena celana mainnya yang lebih panjang itu menyembul dari celana hijau seragamnya. Lucu? Tentu tidak, ini menyedihkan buat Kiki. Menjelang ujian bulan April 2006 nanti, Kiki semakin resah. Kepala sekolah sudah mengancam tak mengizinkan Kiki mengikuti ujian jika Kiki tetap bersandal ke dalam kelas. Kiki pun mengeluhkan hal ini kepada Ayahnya. Namun apa daya, sang Ayah pun hanya bisa pasrah dan mengucap janji, “Insya Allah”. Pucuk daun singkong yang setiap hari dipetiknya semakin lama semakin habis. Ladang yang biasa menjadi tempatnya mencucurkan peluh itu, hanya menyisakan batang-batang singkong tak berdaun. Kiki dan teman-temannya pun diboyong pindah ke ladang lainnya yang lebih jauh. Hingga tak jarang, Kiki harus pulang selepas Isya. Bila tak ada lagi ladang singkong yang harus dipetik pucuknya, Kiki pun beralih profesi sebagai pemanjat pohon pepaya. Rupanya, bisnis si bos bukan hanya menjual daun singkong, tetapi juga menjual pepaya di pasar. Kiki dan seorang temannya lah yang diandalkan sebagai pemanjat. Meski jarang, tetapi hasil memetik buah pepaya ini lebih besar, yakni Rp. 5.000,- perhari. Kiki harus membayar mahal untuk kegiatannya sehari-hari itu, baik memetik pucuk daun singkong maupun pepaya. Bukan hanya warna kulitnya yang makin legam tersengat matahari, tapi prestasi di sekolahnya pun menurun. Dulu sebelum ia menjalani semua ini, ia masih mampu bersaing dengan teman-temannya dan meraih peringkat dua atau tiga di kelas. Kini, peringkatnya jauh menurun. Anak sekecil itu terlalu lelah membanting tulang untuk tigaribu rupiah perhari. Esok, semoga Kiki mau bersekolah lagi. Ada sedikit rezeki untuk membeli sepatu baru buat Kiki. Senyum ceria si pemetik pucuk daun itulah yang dinanti di hari depan, bukan karena ia berhasil mengumpulkan seribu ikat daun singkong perhari. Melainkan senyum atas prestasi tertinggi yang diraihnya di sekolah Kontributor: Awaludin Awaludin@snsgroup.co.id ------------ Bayu Gawtama

2 Ekor Singa

2 Ekor Singa

Suatu sore di tengah telaga, terlihat dua orang yang sedang memancing. Tampaknya, ada ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka disana. Dengan perahu kecil, keduanya sibuk mengatur joran dan umpan. Air telaga bergoyang perlahan, membentuk riak-riak air. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan. Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan. "Ayah." "Hmm..ya.." Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur. "Beberapa malam ini," ucap sang anak, "aku bermimpi aneh. Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang tampak sedang berkelahi dalam hatiku. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk mencakar dan menggeram, seperti saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan." Anak muda ini terdiam sesaat. Lalu, mulai melanjutkan cerita, "singa yang pertama, terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Badannya pun kokoh dan bulunya teratur. Walaupun suaranya keras, tapi terdengar menenangkan buatku." Ayah mulai menolehkan kepala, dan meletakkan pancingnya di pinggir haluan. "Tapi, Ayah, singa yang satu lagi tampak menakutkan buatku. Geraknya tak beraturan, sibuk menerjang kesana-kemari. Punggungnya pun kotor, dan bulu yang koyak. Suaranya parau dan menyakitkan. "Aku bingung, apakah maksud dari mimpi ini. Apakah singa-singa itu adalah gambaran dari sifat-sifat baik dan buruk yang aku punya? Lalu, singa yang mana yang akan memenangkan pertarungan itu, karena sepertinya mereka sama-sama kuat? Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang Ayah mulai angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda gagah di depannya. Sambil tersenyum, ayah berkata, "pemenangnya adalah, yang paling sering kamu beri makan." Ayah kembali tersenyum, dan mengambil pancingnya. Lalu, dengan satu hentakan kuat, di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga. Tercipta kembali pusaran-pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu kembali menerpa sayap-sayap angsa putih di tepian telaga. *** Teman, begitulah. Setiap diri kita, punya dua ekor "singa" yang selalu bersaing. Keduanya, memang selalu saling menjatuhkan. Mereka berusaha untuk menjadi pemimpin bagi yang lainnya. Pertarungan diantara mereka, tak pernah tuntas, karena bisa jadi sering terjadi pergantian pemenang bagi keduanya. Kalah-menang, dalam persaingan macam ini, layaknya mata koin yang selalu berganti-ganti. Dan kita sering dibuat bingung, sebab kedua kekuatan baik-buruk ini terlihat sama kuatnya. Tapi, siapakah pemenangnya saat ini dalam diri Anda? Singa yang kokoh, dengan bulu-bulu yang teratur, dan gerakan yang mantap serta pasti, ataukah singa yang sibuk menerjang kesana kemari, dengan bulu-bulu yang koyak, dan seringai yang menakutkan? Lalu, singa macam apa yang kini sedang menguasai Anda, "singa" yang optimis, pantang menyerah, tekun, sabar, damai, rendah hati, dan toleran, ataukah "singa" yang pesimis, tertekan, mudah menyerah, sombong dan penuh dengki? Saya percaya, kita sendirilah yang menentukan kemenangan bagi kedua singa-singa itu. Jika kita sering memberi "makan" pada singa yang damai tadi, maka imbalan kebaikanlah yang akan kita dapatkan. Jika kita terbiasa untuk memupuk optimis dan pantang menyerah, maka "singa" keberhasilan lah yang akan kita peroleh. Namun sebaliknya, jika setiap saat kita memendam marah, menebar prasangka dan dengki, bersikap tak sabar dan mudah menyerah, maka, akan jelaslah "singa" macam apa yang jadi pemenangnya. Teman, biarkan "singa-singa" penuh semangat hadir dalam jiwa Anda. Rawatlah singa-singa itu dengan keluhuran budi, dan kebersihan nurani. Susunlah bulu-bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya. Perkuat punggung optimisnya, dan pertajam selalu kuku-kuku kesabaran miliknya. Biarkan singa ini yang jadi pemenang. Namun, jangan biarkan "singa-singa" pemarah menguasai pikiran Anda. Jangan pernah berikan kesempatan bagi kedengkian itu untuk membesar, dan menjadi penghalang keberhasilan. Jangan biarkan rasa pesimis, jiwa yang gundah, tak sabar dan rendah diri menjadi pemimpin bagi Anda. Kontributor: Awal Moedzakir Awaludin@snsgroup.co.id ------------

Sepuluh Menit Penuh Arti

Sepuluh Menit Penuh Arti

Sepuluh menit begitu berarti? Ya, waktu yang sebentar itu bisa membuat saya tenang menjalani dua puluh tiga jam lima puluh menit selanjutnya, atau sebaliknya, sepuluh menit akan menjadikan sepanjang hidup saya dihantui perasaan bersalah dan penuh penyesalan. Karena sepuluh menit yang saya maksud adalah kesempatan untuk mengajak kedua putri saya berputar-putar sekeliling rumah setiap pagi sebelum ke kantor. Mengajak anak-anak berputar dengan motor setiap pagi sudah menjadi rutinitas harian. Saya tak pernah menawarinya, justru awalnya merekalah yang meminta. Jadilah berputar selama kurang lebih sepuluh menit itu sebuah "kewajiban" tak tertulis namun tersepakati antara saya dan anak-anak, bahwa jangan pernah ada satu hari pun terlewati tanpa rutinitas tersebut. Kecuali jika saya sedang keluar kota. Pernah satu pagi saya tergesa ke kantor sehingga mengabaikan keinginan anak-anak untuk berputar-putar seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun karena saya merasa harus datang lebih awal ke kantor lantaran khawatir terlambat, saya tak menggubris tangisan kedua anak saya. Motor pun menderu berpacu mengejar waktu, beberapa menit kemudian saya pun tiba di kantor. Saya memang tak terlambat untuk mengikuti rapat pagi itu, tetapi begitu rapat dimulai ada yang begitu berat menggelayuti perasaan yang membuat saya tak konsentrasi berada di ruang rapat. Terbayanglah wajah-wajah mungil di rumah yang masih menangis terabaikan, tersisihkan oleh kepentingan saya untuk segera tiba di kantor. Padahal mereka sudah mandi pagi-pagi mendahului saya, berdandan rapi lengkap dengan jilbab tercantik pilihan mereka sendiri, demi satu keinginan; berputar keliling komplek rumah dengan motor. "Iqna pakai jilbab ini lho, kalau kena angin kan bisa terbang-terbang..." seru si kecil bersemangat. "Teteh boleh pakai sepatu nggak bi?" sebuah tanya yang terjawab oleh deru mesin yang bergegas ke kantor. Pagi itu, dua pasang mata menatap sedih motor saya yang melaju kencang. Suara tangis mereka hilang sudah ditelan angin pagi. Nampaknya, rayuan sang bunda pun tak membuat mereka bergeming. "Hampir setengah jam anak-anak tetap berdiri di depan rumah, berharap abi kembali lagi," ujar isteri saya sesaat setelah saya pulang. Saya merasa bersalah, menyesal, marah pada diri sendiri. Anak-anak hanya butuh waktu sepuluh menit di pagi hari sebelum melepaskan keridhaan mereka melepas kepergian saya ke kantor dengan masing-masing tiga kecupan; pipi kanan, pipi kiri dan bibir. Tetapi pagi itu, jangankan kecupan, bahkan lambaian tangan saya pun tak dihiraukan. Menangis pun tak berarti, saya harus minta maaf kepada mereka. Semoga permintaan maaf saya bisa diterima agar penyesalan saya tak berketerusan. Tetapi sungguh, yang paling membuat saya takut hingga detik ini bukan soal mereka tak mau memaafkan, melainkan kekhawatiran saya bahwa pagi itu kedua hati gadis kecil itu telah saya patahkan dengan sengaja, telah saya lukai tanpa merasa bersalah. Saya telah dengan sengaja memupuskan harapan mereka. Jika benar terjadi demikian, sebuah harga mahal harus saya tebus; mereka kecewa akan saya, setidaknya pagi itu. Kontributor: Awal Moedzakir Awaludin@snsgroup.co.id ------------

Kebaikan Seorang Teman

Kebaikan Seorang Teman

Bukalah kedua matamu pada alam semesta ini maka kamu akan melihat indahnya keindahan. Bukalah hatimu untuk melihat rahasia-rahasia keindahan ini maka kamu akan melihat kehidupan ini berbunga-bunga. Selamilah kehidupan dalam sanubarimu maka kehidupan tersebut akan menjadi milikmu seluruhnya. Satukan hatimu padaku maka aku akan menyatukan akalku padamu. Berikan tanganmu kepadaku maka sungguh aku berharap dapat memberimu kehidupan damai lagi bahagia dengan seizin Allaah. Bukalah dadamu, aku akan memenuhinya dengan kehangatan dan cinta. Bersamalah denganku supaya aku menjadi milikmu dan sebagaimana yang kamu cintai. Berikan kepadaku air mata yang akan menghidupkan hatimu dan menghibur jiwamu. Sebab air mata kita adalah tinta untuk berpikir. Ungkapan-ungkapan kita teguh di atas prinsip dan tangisan kita senantiasa berada di atas manhaj. Bila kita menuntun hati kita dengan cinta kepada selain yang layak dicintai, maka kita kehilangan milik kita yang paling kita banggakan. Bila kita sedang mencari-cari tempat keberadaan cinta itu, sedangkan kita menyangka keberadaannya, sesungguhnya kita perlu untuk mencintai tapi tidak berlebih-lebihan, menyenangi tapi tidak berlebihan dan rindu tapi dengan pembatasan. Hati adalah perbendaharaan yang hanya bisa dibaca oleh pemiliknya, dan ketenangan batin adalah cahaya yang bersinar dalam kegelapan, mata air yang memancar di tengah gurun pasir, dan perbendaharaan yang berada dalam rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Berapa banyak waktu yang hilang demi cinta? berapa banyak pikiran yang terkuras demi cinta? kita tenggelamkan hari kita dalam huruf-huruf cinta! pecinta hidup di antara ingat dan lupa, pecinta tidak tahu antara tersambung dan terhalang. Cinta membahagiakan dalam nama dan menyengsarakan dalam tulisan, indah dalam gambar dan buram dalam hakikat. Cinta adalah mahkota tapi dari besi, harta benda tapi dari tanah, dan tambang tapi dari fatamorgana. Cinta apapun yang diklaim maka itu terbatas. Sebab hubungan antar manusia pada umumnya dibangun atas dasar kepentingan, meskipun keindahan itu bermacam-macam dan keanekaragaman itu indah. Setiap hati memiliki tabiat cinta yang mengalirkan manisnya kesenangan. Seandainya manusia bisa melihat hati orang-orang yang keras hatinya, niscaya mereka akan menemukan di dalamnya cinta dan kasih sayang yang memancar, akan tetapi cinta dan kasih tersebut tumpah di tanah yang buruk. Aku akan membawa panji putih untuk hati yang bersih, agar bisa mengarahkan cinta tersebut kepada cinta yang sebenarnya dan abadi… cinta yang menjadikan orang menjadi kaya, cinta yang tidak hancur… Dan itu semua dapat diperoleh dengan kebaikan seorang teman. Teman yang setia dan tersenyum ketika menyapa, tanpa dengki dan iri hati. Karena pertemanan adalah karena Allah, cinta karena Allah dan berjuang dalam kehidupan dengan dilandasi formasi agama dan naungan indahnya Islam di atas Al Quran dan As Sunnah Dari Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka manis." Riwayat Muslim. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menurutpi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya." Riwayat Muslim Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menunjukkan (seseorang) kepada kebaikannya, ia memperoleh pahala seperti pahal orang yang melakukannya." Riwayat Muslim Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa meminta perlindugan kepadamu dengan nama Allah, lindungilah dia; barangsiapa meminta sesuatu kepadamu dengan nama Allah, berilah dia; barangsiapa berbuat baik kepadamu, balaslah dia, jika engkau tidak mampu, berdoalah untuknya." Riwayat Baihaqi Kontributor: Dewa Inskari Dewa.Putra@snsgroup.co.id ------------ --------------

LOWONGAN

LOWONGAN

Kesempatan ini akan diberikan kepada Semua orang tanpa pengecualian. Anda hanya perlu membaca dan mengerti. LOWONGAN UNTUK POSISI : a. Anggota Syurga Dari Awal. b. Anggota Neraka Dari Awal. c. Anggota Neraka temporer Kemudian ditransfer ke Syurga. I. EMPAT KEUNTUNGAN LUMAYAN (untuk posisi a ): a. Nikmat kubur. b. Perlindungan di Padang Mahsyar. c. Keselamatan Meniti Sirath-al mustaqim. d. Syurga yang kekal abadi. WAKTU WAWANCARA/INTERVIEW Kapan saja secara adhoc mulai dari saat membaca iklan ini. LOKASI WAWANCARA/INTERVIEW: Dalam kubur (alam barzakh). SYARAT: - Tidak diperlukan ijazah - Tidak diperlukan pangkat atau sertifikat. - Tidak perlu bawa harta (yang banyak) - Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi Hanya diperlukan bawa dokumen asli Iman dan Amal. Yang melakukan interview; Mungkar dan Nangkir. INI NIH BOCORAN PERTANYAAN INTERVIEW (6 Soal) 1. Siapa Tuhanmu ? 2. Apa Agamamu ? 3. Siapa Nabimu? 4. Apa Kitabmu? 5. Dimana Kiblatmu ? 6. Siapa Saudaramu? CARA MELAMAR: Tak perlu kemana-mana dan bersusah payah, Anda hanya menunggu jemputan yang berkaliber untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (mungkin sebentar lagi), namanya Izrail. TIPS UNTUK BERHASIL DALAM WAWANCARA TERTUTUP INI: Hadist Hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud; Sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam: "Sesungguhnya! bila jenazah seseorang diletakkan didalam kubur, sesungguhnya jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu. Jika mayat itu seorang muslim, maka sholat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan di sebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan kebajikan sedekah, silaturrohim, masalah kebajikan dan ihsan diletakkan diujung kedua kakinya. Ia akan didatangi malaikat dari bagian kepala, maka sholat itu berkata kepada malaikat: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian dia didatangi dari arah ujung kakinya dan berkatalah amal kebajikan: di bahagianku tidak ada jalan masuk. Maka malaikat berkata kepadanya: Duduklah kamu! Kepadanya (mayat) diperlihatkan matahari yang sudah mulai terbenam, lalu malaikat bertanya kepada mayat itu: Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam) yang kamu dahulu sentiasa berbicara tentang dia, dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya? Maka mayat itu berkata: Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang. Malaikat berkata: sesungguhnya engkau akan mengerjakan sholat (boleh saja) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanyakan ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam) yang dahulu kamu selalu berbicara tentang dia; dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya? Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu Nabi Muhammad Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad itu ialah utusan Allah yang membawa kebenaran dari Allah. Maka malaikat berkata kepada mayat itu; Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula di akhirat, Insya Allah. Kemudian dibukakan baginya satu pintu disyurga, maka dikatakan kepadanya itulah tempat kamu dan itulah janji Allah pada kamu dan kamu akan berada di dalamnya. Maka bertambah gembiralah mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya. Wah..Nampaknya pertahanan kita perlu kuat nich...dari semua penjuru (kepala, kanan, kiri dan ujung kaki). II. Untuk posisi (b) Tidak diperlukan belajar, gak usah berpikir, hiduplah sesuka anda...Wallahu- a'lam. III. Untuk posisi (c) Hanya diperlukan ibadah ala kadarnya (asal ucapin kalimat Tauhid), dan hidup sesuka anda... Wallahu-a'lam... Kontributor: Joko Purwanto Joko.Purwanto@snsgroup.co.id -----------