Rabu, 01 Agustus 2012

Kekasih Yang Selalu Dirindukan

Kekasih Yang Selalu Dirindukan

Siapa saja yang tidak beruntung di bulan Ramadhan, di bulan apa lagi dia akan beruntung? Apa jadinya bila kita bertemu kembali dengan kekasih yang telah berpisah setahun lamanya? Sudah pasti perjumpaan itu menjadi sesuatu yang mengharukan. Seperti kata pujangga, tak ada yang lebih indah dari bersua kembali dengan kekasih yang dirindukan. Demikianlah gambaran keindahan Ramadhan. Bulan yang paling dirindukan oleh orang-orang shalih. Seperti dinyatakan dalam salah satu hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, ia berkata: ''Ketika tiba bulan Ramadhan, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, 'Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah yang Allah wajibkan puasa di dalamnya, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tak mendapat kebaikannya, sungguh ia telah merugi.'' (HR Imam Ahmad) Bagaimana mungkin orang-orang shalih tidak berbahagia dengan dibukanya pintu-pintu surga? Setiap kali tiba malam Idul Fitri, orang-orang shalih menangis, karena mereka harus berpisah dengan Ramadhan. Mereka tidak tahu apakah akan bertemu kembali atau tidak dengan Ramadhan tahun yang akan datang. Karena itu, setiap kali Ramadhan datang menghampiri, mereka suka cita seperti kebahagiaan seorang kekasih berjumpa kembali dengan kekasihnya. Ramadhan memang bulan yang pantas untuk dirindukan. Ramadhan adalah bulan paling agung yang di dalamnya terhimpun hari-hari dan malam-malam yang paling mulia. Bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran. Bulan yang setiap amal ibadah dibalas dengan balasan berlipat-lipat ganda. Begitu indahnya Ramadhan, sehingga Rasulullah memperlakukannya seperti seseorang yang meyambut kedatangan kekasihnya dengan melakukan berbagai persiapan. Dalam menyambut bulan Ramadhan, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam telah mempersiapkan dirinya sejak bulan Sya'ban. Beliau menyambut Ramadhan dengan berbagai persiapan, baik secara praktis maupun mental. Bahkan, persiapan itu sudah dimulai sejak bulan Rajab. Dua bulan sebelum Ramadhan, Rasulullah biasa berdoa, ''Ya Allah! Berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan berkahi pula kami di bulan Ramadhan.'' (HR Imam Ahmad) Al-Ma'ali bin Fadhl berkata, ''Mereka (para sahabat) berdoa agar dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan enam bulan sebelum kedatangannya, dan enam bulan setelah itu mereka berdoa agar amalnya diterima di sisi Allah Subhanahu wata'ala.'' Seolah-olah orang yang memanggil bulan Ramadhan itu berkata, ''Wahai hari-hari yang telah lama meninggalkan kami! Kini telah dekat waktu kedatanganmu. Wahai hari-hari yang kerugiannya selalu disesali! Telah tiba perdagangan menguntungkan itu. Siapa saja yang tidak beruntung di bulan Ramadhan, di bulan apa lagi dia akan beruntung? Siapa saja yang tidak mendekatkan diri kepada Rabb-nya, bagaimana mungkin ia akan beruntung?'' Selamat datang Ramadhan. Selamat datang kekasih yang dirindukan. Kontributor: Susiana Budiastuti Susiana.Budiastuti@snsgroup.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar