Rabu, 01 Agustus 2012

Pesona Dunia

Pesona Dunia

Saat dunia datang menawarkan pesonanya, manusia terbagi menjadi beberapa kelompok. Sebagian ada yang dengan tamak melahap pesonanya, hingga hati, akal dan jasadnya tercancang pada tiang magnet dunia. Sebagian lagi ada yang tidak peduli, muak dan bersegera pergi menjauh karena menganggapnya sebagai perintang jalan menuju keutamaan ukhrowi. Sebagian lagi ada yang bisa bersikap secara proporsional: mencicipi bagiannya atas nikmat dunia, namun tetap berjejak langkah menuju keutamaan akhirat. Bagaimana dengan kita? Pesona dunia memang luar biasa. Kebanyakan manusia masuk dalam kelompok pertama. Bahkan, manusia-manusia utama, para penghulu Badar yang mulia, nyaris terjerat hatinya oleh pesona ghanimah (harta rampasan perang) yang terpampang di depan mata. Sebagian sahabat yang berhasil mengusir dan memukul mundur pasukan kafir Quraisy dari medan pertempuran merasa paling berhak mendapat bagian atas harta tersebut. Kelompok sahabat yang berada di garis belakang dan mengumpulkan ceceran harta tersebut, juga merasa paling berhak. Ada pula kelompok sahabat lain, yang bertugas menjaga keselamatan rasulullah Saw, yang merasa paling berhak. Secara khusus, catatan sirah juga menceritakan tentang rasa sedih dan kecewa yang menggayuti hati Saad Bin Abi Waqas. Dalam peperangan tersebut, saudaranya syahid. Saad berhasil membunuh pembunuhnya dan mengambil pedang miliknya. Saat ia menceritakan halnya pada rasulullah Saw, beliau memerintahkan Saad untuk meletakkan pedang tersebut bersama harta ghanimah lain yang belum dibagi. Wajarlah, jika hati Saad kecewa. Sudah saudaranya terbunuh, tak jua ia diijinkan memiliki harta rampasannya. Apa yang kemudian terjadi? Kasak-kusuk sahabat membuahkan turunnya wahyu. Allah Subhanahu wata'ala memberikan jalan penyelesaian yang cepat, tepat dan menenangkan buat semua. Katakanlah: “Harta rampasan perang itu milik Allah dan rasul, sebab itu bertakwalah pada Allah dan perbaikilah hubungan diantara sesamamu. Dan taatlah pada Allah dan rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman” (al-anfal:1) Pesona dunia memang luar biasa. Entah ia datang kehadapan kita sebagai hasil keringat dan kerja keras, datang sebagai hadiah dan hibah oleh sebab interaksi sosial, datang sebagai rezeki dari arah yang tidak kita duga, atau datang sebagai berkah dakwah dan jihad di jalan-Nya, atau melalui jalan lain. Sebenarnya, tidak penting darimana ia datang, tapi bagaimana kita menyikapi kedatangannya yang mempesona tersebut dengan sikap terbaik kita. Para sahabat sempat berselisih soal dunia, namun mereka bersedia menyikapinya dengan iman, dengan taat dan dengan tunduk pada ketentuan Allah Subhanahu wata’ala dan rasul-Nya yang mulia Shallallahu’alaihi wasallam, sehingga tidak lagi menimbulkan persoalan hati di antara mereka. Kita pun akan diuji dengan datangnya pesona dunia. Sanggupkah kita menundukkan hawa nafsu di bawah kendali iman? Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar