Rabu, 01 Agustus 2012

Kisah Bakti Salafush Shalih kepada Kedua Orang Tua Mereka

Kisah Bakti Salafush Shalih kepada Kedua Orang Tua Mereka

1. Dari Dawud bin Qais, dia berkata, “Abu Murrah pernah mengabarkan kepadaku bahwa bila Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu hendak pergi, setelah mengenakan pakaian dia datang kepada ibunya lalu berkata, ‘Semoga keselamatan dan keberkahan terlimpah kepadamu wahai ibu. Semoga engkau mendapatkan balasan kebaikkan dari Allah karena engkau telah memeliharaku’, kemudian bila pulang dia pun mengatakan seperti itu” (HR. al Bukhari dalam Adabul Mufrad) 2. Dari Mundzir ats Tsauri, dia berkata, “Muhammad bin al Hanafiyah biasa menyisir rambut ibunya” (Kitab Al Birr wa Shilah no. 34) 3. Abdullah bin Ja’far al Maruzi berkata, “Muhammad bin Basyir pernah berkata, ‘Pernah saya bermaksud untuk keluar (dari Bashrah), namun ibu saya melarang. Saya pun menaati larangan ibuku. Karena ketaatanku itu saya mendapatkan berkah’” (Kitab Siyar A’lam an Nubala XII/145) 4. Muhammad bin Munkadir berkata, “Pernah semalaman saya memijat kaki ibuku, sementara saudaraku, Umar, waktu itu semalaman juga melakukan shalat. Saya tidak menganggap amalan malam Umar lebih baik dari amalan malamku” (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/405) 5. Abu Ishaq ar Riqqi al Hambali, ketika menyebutkan biografi Abdullah bin Aun berkata, “Pernah suatu ketika dia dipanggil oleh ibunya. Tanpa disadari dia mengeraskan suara melebihi suara ibunya. Karena hal tersebut dia membebaskan 2 orang budak” (Kitab Ahsan al Mahasin hal. 348) 6. Ibnu Abbas radhiyallaHu ‘anHu pernah berkata, “Sesungguhnya Allah menghapus hukuman terhadap Sulaiman bin Dawud ‘alaiHis salam berkenaan dengan kasus burung hud – hud disebabkan dia berbuat baik kepada ibunya” (Kitab Bahjah al Majalis hal. 759) 7. Berkata Anas bin an Nadhar al Asyja’i, “Suatu malam ibu Ibnu Mas’ud radhiyallaHu ‘anHu meminta air. Ibnu Mas’ud pun mengambil air, lalu dibawa kepada ibunya. Ternyata ibunya telah tertidur, maka dia pun berdiri menunggui ibunya hingga pagi” (Kitab Birrul Walidain hal. 550) 8. Muhammad bin al Munkadir pernah meletakkan pipinya ke tanah, lalu berkata kepada ibunya, “Bangkit dan letakkanlah kakimu di atas pipiku” (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/356) 9. Suatu saat ketika Manshur bin al Mu’tamir duduk – duduk di rumahnya, tiba – tiba ibunya memanggil dengan nada yang agak kasar, “Wahai Manshur, anak laki – laki Hubairah, aku membutuhkan kamu untuk suatu urusan, apakah kamu enggan !?”. Manshur menempelkan jenggot pada dadanya, sedikit pun dia tidak berani mengangkat kepalanya dan menghadapkan wajah kepada ibunya. (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/359) 10. Suatu ketika Ibnul Hasan at Tamimi hendak membunuh kalajengking, tetapi kalajengking itu masuk ke lubang. Dia memberanikan diri memasukkan jari – jarinya ke dalam lubang tersebut meskipun harus rela disengat. Orang – orang berkata kepadanya, “Kamu ini bagaimana !?”. Dia menjawab, “Saya khawatir kalajengking tadi keluar, lalu merayap ke tempat ibuku dan menyengatnya” (Kitab Tahdzib Siyar A’lam an Nubala hal. 541) 11. Suatu ketika Umar ditanya, “Bagaimana bentuk bakti anakmu kepadamu ?”, Umar menjawab, “Setiap kali berjalan di siang hari bersamaku, dia selalu berjalan di belakangku dan setiap kali berjalan di malam hari dia bersamaku, dia selalu berjalan di depanku. Begitu pula ketika tidur, dia tidak pernah tidur di atas bila saya berada di bawah” (Kitab ‘Uyun al Akhbar III/97) 12. Usamah radhiyallaHu ‘anHu pernah membeli kurma untuk ibunya walaupun ketika itu harga kurma sangat mahal. Orang – orang berkata kepadanya, “Apa yang membuatmu berani membeli kurma dengan harga 1000 dirham ?”, lalu dia menjawab, “Saya punya prinsip, bila ibu saya meminta sesuatu yang saya mampu memenuhinya pasti akan saya penuhi” (Kitab ath Thabaqat II/527) 13. Orang – orang bertanya kepada Zainal Abidin, “Sungguh kamu adalah orang yang sangat berbakti kepada ibumu. Tetapi kami tidak pernah melihat kamu makan bersama ibumu dalam satu piring ?”, dia menjawab, “Saya khawatir mendahului makan makanan yang hendak dimakan ibu saya, karena menurut saya itu termasuk tindakkan durhaka kepadanya” (Kitab Wafayat al A’yan III/268) Maraji’ : Kisah – kisah Teladan Bakti Anak kepada Ibu Bapak, Syaikh Ibrahim al Hazimi, Media Hidayah, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Dzulhijjah 1425 H/Maret 2004 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar