Rabu, 01 Agustus 2012

Tunjukkan aku Jalan Pulang Kepada-Mu

Tunjukkan aku Jalan Pulang Kepada-Mu

Di setiap detik yang berlalu…bertambah panjang langkah perjalanan. Semakin jauh jarak yang tertempuh dalam hidup ini, Mari duduk sejenak melepas lelah sambil mengingat “Perjalanan ini takkan selamanya…” Ada suatu masa nanti…saatnya harus kembali pulang. Di perjalanan ini banyak yang bingung tak tahu kemana arah hendak dituju. Banyak pula yang tersesat hilang arah, tak tahu pula mana jalan kembali pulangnya. Ya Allah…tunjukkan aku jalan pulang kepada-Mu. Waktu memang tak pernah berhenti berjalan, meski manusia di dalamnya tak bergerak sekalipun. Beruntunglah orang-orang yang selalu mengisi kehidupannya dengan kegiatan dan amal kebaikan. Ketika yakin bahwa hidup ini Cuma sekali dan dunialah tempat menempa amal, mempersiapkan bekal yang terbaik sebelum akhirnya memasuki akhirat yang kekal, maka sepatutnya faham bahwa tiada waktu yang boleh disia-siakan. Begitu banyak yang bisa dan harus dikerjakan. Berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan, kerena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kita kerjakan. Tapi terkadang ketika kita begitu sibuk mengerjakan amanah, ada hal-hal yg terabaikan. Marilah bertanya pada diri sendiri. Jujur pada nurani. Sudahkah hak-hak diri ditunaikan? Apakah ibadah tetap terjaga? Atau justru tilawah semakin berkurang dan malam selalu terlewat tanpa sempat sujud meskipun hanya 2 rakaat di 1/3 malam. Ibarat orang yang sedang melakukan perjalanan jauh, sesekali perlu berhenti untuk beristirahat atau mengisi bahan bakAr kendaraan. Seperti itulah layaknya perjalanan hidup ini. Ketika lelah bergerak, ada waktu dimana saat mengumpulkan kekuatan, menenangkan pikiran, baru kemudian bergerak lagi. Terasalah betapa kosongnya hati ketika sholat tak lagi khusyuk (bahkan terburu-buru), tilawah tidak pernah mencapai target, Dhuha tak sempat dilakukan, dan akhirnya malam hanya meninggalkan lelah yang amat sangat. Apakah itu yang kita rasakan saat ini? Jika iya, maka berhentilah sejenak. Sejenak saja…bertanya pada diri, sudah sejauh mana tidak lagi tawazun (seimbang) pada diri? Membenahi kembali hak-hak diri dan orang lain yang selama ini mungkin terabaikan. Sholat sambil mengingat dosa-dosa yang ada. Memperbanyak doa agar selalu diberi kekuatan dan kesabaran. Membaca Al Qur’an sambil merenungkan maknanya. Mengerjakan amalan sunah sedaya upaya yang selama ini mungkin jarang sekali tersentuh. Semoga Allah swt menunjukkan kita jalan pulang kepada-Nya. Amin. Kontributor: Anjar Krismi Sri Wilujeng anjar.wilujeng@snsgroup.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar