Rabu, 01 Agustus 2012

Nasihat Untuk Wanita

Nasihat Untuk Wanita

Saudariku yang mengaku dirinya muslimat,….. Berpegang teguhlah pada perintah Allah Ta’ala, Utamakanlah ridha-Nya daripada ridha selain-Nya. Penuhilah hati ini dengan rasa cinta kepada-Nya dan senantiasa berdzikir kepada-Nya tanpa rasa jemu, sehingga dzikrullah itu seakan menjadi senandung yang merdu. Jadikanlah lidah ini tidak pernah merasa lelah untuk memuji-Nya, hingga bisa menemukan kenikmatan serta kelezatan iman. Kita harus bisa menerima semua perintah Allah Ta’ala dengan senang hati dan menjalankan hukum-hukum-Nya dengan rasa cinta kepada-Nya. Karena itu Allah Ta’ala tidak akan membiarkan kita, bahkan menolong dan membantunya dengan kekuatan-Nya. Dia juga memberikan kemuliaan kepada kita. Saudariku….. Manusia di dunia ini selalu berlomba meningkatkan kekuatan dan jumlah hartanya, hingga dia menjadi orang terkuat di antara sesamanya dalam bidang kekuasaan, paling manis tutur katanya, paling kuat dalih-dalihnya dan paling banyak pendukungnya serta merasa ridak membutuhkan orang lain. Namun disaat zaman sudah berubah dan disaat dia mengalami musibah, ia bagaikan anak kecil yang mencari bapaknya, merengek-rengek mencari bantuan dan belas kasihan orang lain. Sesungguhnya manusia itu bagaikan binatang, apabila ia tidak berpegang teguh pada hokum-hukum Allah Ta’ala, dan tidak mengadakan hubungan dengan Allah Ta’ala serta tidak mengharap bertemu dengan-Nya. Hawa nafsunya dituruti, sibuk terhadap dirinya sendiri dan tidak memberikan manfaat kepada orang lain. Berbeda dengan muslim yang benar dan jujur. Dia berangkat dari ajaran2 islam, senang melihat manusia yang berada dalam kebaikan, dan selalu diulurkan tangannya untuk menolong orang lain. Ia pun benci apabila apabila manusia berada dalam kenistaan dan kebodohan. Ukhti….. Diantara keistimewahan seorang muslim dan muslimat adalah hatinya yang selalu bergantung kepada Allah Ta’ala, menerapkan syariat-syariat-Nya, serta menjalankan segala perintah-Nya. Kesejukan jiwa dan ketenangan hati bisa dilihat oleh mereka yang senantiasa tegar dalam menghadapi berbagai masalah, dan tidak terburu-buru dalam meraih apa yang ia cintai, seperti yang difirmankan-Nya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah Ta’ala mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”. Hamba-hamba-Nya yang mukmin tidak pernah terpesona dengan kemewahan hidup di dunia, namun tidak pula meninggalkan bagiannya yang ada di dalamnya. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepadamu (kebahgiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia” Ketahuilah Ukhti,……. Dunia ini sangat singkat usianya, karena itulah manusia tidak berhak marah dan emosi hanya karena urusan dunia, apalagi sampai menyebabkan ia terlena dalam mencari kenikmatan yang ada di dalamnya. Sekali lagi ketahuilah ukhti….dunia itu sangat rendah nilainya bila dibandingkan dengan negeri akhirat, negeri abadi tempat putusan akhir setiap amal manusia, negeri tempat menerima nikmat abadi dari Allah Ta’ala. Keindahannya belum pernah dilihat oleh mata dan belum pula didengar oleh telinga. Tiada kedengkian di dalamnya. Ia hanya diwariskan kepada mereka yang beriman dan berakwa. Saudariku….. Dengan mengingat mati, pahitnya dunia menjadi manis. Dengan demikian kita tidak tertipu karenanya. Kadangkala di pagi hari manusia menjadi takut kalau-kalau tidak bisa hidup di sore hari, dan pada waktu sore hari takut kalau tidak bisa hidup di pagi hari. Tatkala bencana hilang darinya, maka beralihlah ketakutannya kepada yang lainnya, seperti takut kehilangan sanak saudara, kematian teman-teman sejawat, atau ketika merasakan suatu penyakit. Manusia seperti ini hatinya sering berdebar. Disaat-saat seperti itu tergambarlah dihadapannya bayangan maut yang mengintai. Dia terkejut dan takut sehingga menambah rasa sakit dan kegundahan hati, seakan-akan rasa takut itu sebagai penolak datangnya maut atau sebagai tempat pelarian. Begitu lemahnya manusia, begitu kerdilnya dan alangkah pendek umurnya. Namun sering tatkala masih muda dan segar, manusia menyadari bahwa umur dan kekuatan yang di banggakannya kelak akan sirna. Badan yang gagah atau semampai akan menjadi bungkuk dan wajahnya akan berkerut. Semangatnya akan turun dan aktivitasnya pun berkurang. Anda mungkin pernah melihat seorang yang kaya yang tinggal di istana megah, mengendarai mobil mewah dan rumahnya dialasi permadani yang indah. Namun roda terus berputar, tiba2 ia tinggal di tempat yang lebih buruk dari istananya dahulu, berkendaraan dengan apa yang dulu dihinanya, berpakaian dengan pakaian yang dulu enggan dipakainya, dan kini ia makan dengan apa yang dulu baginya makanan yang menjijikan. Wahai Saudariku….. Sesungguhnya kelezatan dan keindahan hidup, ketinggian dan kesempurnaannya tidak lain hanya dengan taat kepada Allah Ta’ala dengan istiqomah terhadap perintah-Nya dan berjalan di jalan-Nya. Insya Allah Ta’ala manusia2 begini hidupnya senantiasa bahagia, tenang, tidak bersedih hati, memaafkan orang yang menzaliminya, mengampuni kesalahan orang yang jahat kepada dirinya, belas kasih dan hormat kepada orang lain. Dia tidak merasa berat dalam membantu kebutuhan orang lain, dan sepenanggungan dalam suka dan duka. Dia tidak berlebih2an dalam menjalankan perintah Allah Ta’ala, baik yang kecil maupun yang besar, bahkan menjadikan setiap amal perbuatan agar dapat mendekatkan diri pada-Nya. Ketika menjumpai musibah, ia hadapi dengan kesabaran dan penuh dengan kerelaan hati, dan tatkala maut dating menjemput, dilihatnya bahwa itu adalah akhir dari perjuangannya di dunia serta merupakan perjalanan menuju negeri yang abadi. Kontributor: Agus Cahyana Agus.Cahyana@snsgroup.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar